Ghufron Mukti Ali Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan (tengah)/ Foto: ist
PROBOLINGGO, BIDIKNASIONAL.com – Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti memastikan warga Suku Tengger yang tinggal di lereng gunung Bromo di Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo sudah terlindungi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kamis (29/02), bertepatan dengan adanya kegiatan Posyandu Lansia yang diselenggarakan di Balai Desa Ngadas, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti Ali Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan mengungkapkan pentingnya warga setempat mengecek keaktifan kepesertaan Program JKN supaya dapat selalu terlindungi jaminan kesehatan kapan pun dan di manapun.
Ghufron mengatakan, Program JKN penting dimiliki bagi seluruh penduduk Indonesia, termasuk masyarakat Suku Tengger yang aktivitas sehari-harinya terbilang tinggi. Banyak dari masyarakat tersebut yang rutin melakukan perjalanan naik turun bukit untuk pergi ke ladang, berkebun di lereng gunung, sampai menjadi pemandu wisata kuda di lautan pasir di wisata Gunung Bromo.
“Memang saat ini BPJS Kesehatan telah mendaftarkan pesertanya hampir seluruh penduduk Indonesia, hampir 95,7% penduduk kita sudah menjadi peserta JKN. Kalau saya lihat di sini aktivitasnya terbilang ekstrim. Maka dari itu, pesan saya, meski sudah punya kartu JKN, mohon juga tetap menjaga kesehatannya dengan membiasakan pola hidup sehat. Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang berpotensi mengakibatkan penyakit kronis, seperti hipertensi,” jelas Ghufron.
Selain itu, Ghufron juga menyampaikan agar warga Suku Tengger rajin mengecek keaktifan kartu JKN-nya. Apabila ditemukan tidak aktif, maka diharapkan bisa segera mengurus atau melapor kepada perangkat desa atau tenaga kesehatan setempat. Proses dalam pengaktifan kartu apabila terdapat penonaktifan dapat melalu kanal digital yang dimiliki BPJS Kesehatan, seperti Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA) di nomor 08118165165, BPJS Kesehatan Care Center 165, atau dapat juga mengakses Aplikasi Mobile JKN.
“Kami juga mohon dukungan para perangkat desa supaya dapat memastikan seluruh warganya memiliki kartu JKN dan aktif. Jika ada kendala, mohon dibantu cek warganya sudah terdaftar atau belum, kepesertaannya aktif tidak, karena jika non aktif dan perlu ke pelayanan kesehatan akan terkendala dari sisi administratif. Prosedur penjaminan pun tetap mengikuti alur yang ada di fasilitas kesehatan, sistem penjaminannya harus sesuai prosedur yang berlaku,” tegas Ghufron.
Ghufron menambahkan, bagi warga Suku Tengger yang telah terdaftar aktif, maka dapat mengunduh dan mengaktifasi Aplikasi Mobile JKN melalui smartphone. Ghufron menyampaikan manfaat memiliki Aplikasi Mobile JKN sangat banyak, mulai dari pengecekan data peserta, mengubah data, konsultasi dokter, sampai layanan antrean online dapat diakses dengan mudah oleh peserta JKN dari mana saja.
Sementara itu, perwakilan perangkat desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo bernama Citro Wibowo mengapresiasi kunjungan BPJS Kesehatan tersebut.
Bowo, panggilannya, juga menjelaskan bahwa perangkat desa telah keseluruhan terdaftar sebagai peserta Program JKN. Tenaga kesehatan dan para perangkat desa akan terus memastikan seluruh warga desa Ngadas memiliki kartu JKN dan aktif. Jika memungkinkan, pihaknya juga akan mewajibkan seluruh warga yang memiliki ponsel pintar dapat mengunduh Aplikasi Mobile JKN agar memudahkan akses dalam administrasi.
“Kami merasa sangat bangga karena sebagai warga Tengger telah berkesempatan dikunjungi langsung oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan di desa kami. Hampir seluruh warga kami telah terdaftar sebagai peserta Program JKN dan itu juga terkontrol oleh bidan desa yang ada di sini. Di sini juga kebetulan banyak lansia dan memang harus diperhatikan, karena risiko jatuh sakit lebih besar. Kami bersama tenaga kesehatan desa siap untuk memberikan bantuan juga menyebarkan informasi seputar JKN. Harapan kami, semoga Program JKN dapat terus hadir memberikan pelayanan kesehatan terbaik dan praktis kepada seluruh lapisan masyarakat di wilayah yang jauh jangkauan dari kota, seperti Desa Ngadas ini,” ujar Bowo.
Laporan: rn/gt/red
Editor: Budi Santoso