MATARAMNTB

Angka Stunting di NTB Menurun 8,1% Ini Sebabnya

MATARAM, BIDIKNASIONAL.com – Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi Stunting di Provinsi NTB mengalami penurunan sepanjang tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka Stunting di NTB dari hasil rilis Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 merupakan penurunan angka stunting tertinggi se Indonesia yang mecapai hingga 8.1% dari 32,7 menjadi 24.6.

Hal tersebut dikatakan Kepala Perwakilan BKKBN NTB Dr. Lalu Makripuddin saat berhasil ditemui di kantor BKKBN NTB. Rabu. 20/03/24.

“Alhamdulillah di NTB angka stunting nya menurun tajam dari 32,7% menjadi 24,6% dan penurunan ini merupakan penurunan yang terbaik ya dibandingkan dengan provinsi lain.” tuturnya.

Kepala Perwakilan BKKBN NTB tahun 2024 ini tetap berharap angka Stunting di NTB terus menurun hingga mencapai standar Nasional.

“Semoga saja dari angka 24,6% ini NTB bisa mencapai 14% sampai 17%, karena secara Nasional estimasi diharapkan minimal tahun 2024 ini mencapai diangka tersebut, semoga saja bisa dicapai karena dengan melihat trend penurunan yang cukup signifikan sesuai dengan hasil SKI tahun 2023 yang baru saja dirilis Kemarin.” Jelasnya.

Makripuddin menjelaskan faktor penyebab penurunan Stunting secara drastis di NTB, Ia mengatakan ada banyak faktor seperti faktor spesifik dan faktor sensitif, melibatkan semua pihak di NTB, dan tentu komitmen seluruh Masyarakat di NTB.

“Tentu kami sangat berterimakasih kepada Pemda terutama kepada pemerintahan sebelumnya yang sudah berkomitmen luar biasa, selain itu, kita juga ada inovasi satu kegiatan yang namanya gotong royong bakti stunting dimana Wagub dulu langsung turun ke desa-desa, ke daerah-daerah fokus untuk stunting dan mengevaluasi pelaksanaan intervensi di desa itu langsung.” Paparnya.

Sementara itu, yang menarik secara umum tentunya adanya pernyataan tentang stunting itu bisa dikatakan karena kekurangan gizi kronis yang berulang terutama adalah protein hewani, dimana antusias masyarakat NTB yang mulai memperhatikan gizi ketika sedang hamil, memperhatikan gizi ketika mereka itu anak memiliki anak balita sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi.

“Kita sebetulnya memiliki potensi yang luar biasa di NTB tapi selama ini sebagian masyarakat belum memanfaatkan potensi sehingga selama beberapa priode kita membuat edukasi untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung protein hewani dan edukasi tersebut diharapkan bisa menyadarkan Masyarakat akan pentingnya untuk mengkonsumsi protein hewani.” ungkapnya.

Laporan: Aini

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button