JATIMJOMBANG

Kepala Dinas Pertanian Jombang Berharap Harga Gabah Tidak Anjlok ,Ongkos Produksi Tidak Dirugikan

M.Roni Kepala Dinas Pertanian Jombang (dok.foto: ist)

JOMBANG, BIDIKNASIONAL.com – Para Petani berharap pemerintah agar menjaga harga gabah di tingkat petani tak anjlok saat panen raya yang berlangsung selama bulan Maret- April 2024.

“Disaat panen raya ini, para petani berharap harga gabah tidak anjlok sehingga petani tidak rugi setelah mereka mengeluarkan ongkos produksi” ujar Sumar salah satu petani yang ada di kabupaten Jombang kepada Bidik Nasional ( BN).

Pasalnya, para petani di sejumlah sentra sedang menggelar panen raya sehingga kondisi gabah diperkirakan melimpah.

Tetapi beda dengan saat ini dari beberapa informasi yang telah dikumpulkan oleh media ini, Petani merasa khawatir harga gabah anjlok, sehingga saat menjelang datangnya musim panen padi kali ini, banyak sejumlah petani di Kabupaten Jombang mengaku lebih memilih untuk menjual hasil panennya ke tengkulak daripada ke Bulog.

” Semua itu kemungkinan harga beli Bulog jauh lebih rendah dibandingkan harga di pasaran,” ujar salah satu Petani.

Para petani juga menganggap bahwa para tengkulak telah siap membeli saat musim panen tiba. Lain halnya dengan dalah seorang petani di Desa Sumbernongko , Ngusik’an mengatakan jika hasil panennya telah dibeli tengkulak dengan harga Rp 6.400 per kilogram.

“Itu turun dari combi, harganya turun terus jika dibandingkan sebelumnya yang bisa mencapai Rp 7 ribu per kilogram,” ungkap Petani itu lagi.

Bahkan dengan harga jual gabah kering sawah saat ini, keuntungan yang didapat oleh para petani juga semakin menipis. Semua itu karena petani hanya sedikit mendapatkan pupuk subsidi. Sedangkan untuk harga pupuk non subsidi masih termasuk mahal bagi para petani.

“Biaya tanam hingga musim panen saat ini minimal Rp 2,5 juta dengan luasan sawah 1.400 meter persegi. Itu juga kalau sawah punya sendiri,” ujar sumber membeberkan.

Selain itu juga belum lagi jika beras dijual di Bulog, para petani akan mendapat harga yang jauh lebih murah. Hal itu karena Harga Pembelian Pemerintah (HPP) hanya dipatok Rp 5.500 per kilogram. “Ya sudah seharusnya harga distabilkan,” ujar petani dari wilayah Utara kabupaten Jombang

Lain halnya yang disampaikan oleh petani asal Desa Puri Semanding, Kecamatan Plandaan.

Kalau gabah dijual di tengkulak, maka petani masih mendapatkan untung. Sebab, banyak tengkulak yang telah berlangganan untuk membeli gabah dari petani.

“Para tengkulak itu sudah tahu musim panen, jadi mereka datang langsung membawa uang dan truk untuk mengangkut gabah petani,” pungkasnya.

” Maka petani bisa saja menjual gabah ke Bulog. Tetapi dengan catatan HPP dinaikan. Sehingga petani juga dapat menikmati hasil panennya. Sedangkan jika pemerintah tetap tidak menaikkan HPP, maka ia yakin bahwa para petani tetap tidak bersedia menjual gabahnya ke Bulog,” Ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Jombang M.Roni berharap pada musim panen raya nanti gabah melimpah, dan harga gabah tidak anjlok ,sehingga mereka mengeluarkan ongkos produksi tidak merasa di rugikan.

Laporan: Tok

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button