
Ketua DPP GMPAR, Ratno Suyatno (dok.foto: Candra Shema Restullah BN.com)
INDRAMAYU, BIDIKNASIONAL.com – Ketua Ormas Gerakan Membangun Peduli Aspirasi Rakyat (GMPAR) DPP Indramayu, Ratno Suyatno sebut pelayanan Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit Penganjang Indramayu tidak profesional dan kurang memuaskan.
Awalnya, Ratno Ketua GMPAR DPP Indramayu mendapat laporan dari Ujang (30) keluarga nasabah BRI unit Penganjang atas nama Tarmin (50) yang merasa dipersulit saat mengambil agunan kredit AJB tanah.
“Tadinya pada hari jumat (19/4) pukul 8 atau 9 pak Ujang menghadap ke kantor GMPAR, pada saat itu kronologisnya saya tanyakan dulu ini ada apa? menurut pengakuan pak Ujang itu, bahwa mengambil agunan/jaminan di BRI (unit Penganjang-red) sangat sulit. Karena dia sudah melunasi pada tanggal 4 bulan 3 akan tetapi, sudah mondar mandir beberapa kali di kantor BRI unit Penganjang Sindang itu tidak juga diberikan,” ucap Ratno, 22 April 2024 sore.
Ahirnya, Ia bersama Ujang dan Tarmin langsung mendatangi kantor BRI unit Penganjang (22/4) untuk menanyakan pengambilan agunan kredit AJB tanah milik Tarmin.
“Ternyata jawabannya sama bahwa agunan tersebut lagi dicariin. otomatis dugaan saya kalimat dicariin itu apakah hilang atau bagaimana?” tanya Ratno.
“Sesampainya saya sudah menanyakan kapan akan diberikan, lalu tidak lama kemudian selang beberapa jam itu agunan muncul secara tiba – tiba. Katanya, menurut pengakuannya agunan sudah diketemukan,” sambungnya.
Masih menurut Ratno, dari pertama mendapat aduan sudah udah 2 hari namun ia baru sempat konfirmasi langsung ke BRI unit Penganjang Senin (22/4) siang.
“Saya baru konfirmasi hari ini hari Senin jam 2 dan diketemukan suratnya itu jam setengah 4, Jadi gak profesional karena selama pembayaran (pelunasan-red) sampai diketemukannya itu sudah memakan waktu satu bulan lebih. Dan, kejadian seperti ini jangan sampai terjadi ke yang lainnya. makanya kami dari GMPAR siap mendampingi masyarakat tatkala diberikannya pelayanan seperti ini,” jelas Ratno.
“Bahkan tadi juga pelayanan BRI (unit Penganjang-red) sangat kurang memuaskan banget. Pertama kali saya datang kepingin bertemu dengan kepala cabang atau kepala depkolektornya itu tidak ada kata – kata ada, padahal orangnya ada kepala unitnya ada. Sekuriti di situ juga menjawab semuanya gak ada bahkan di kantor yang segede ini hanya ada 4 orang, 5 orang dengan OB pak katanya gitu,” imbuhnya.
Kepala unit BRI unit Penganjang, Supriadi saat menyerahkan agunan kredit AJB tanah milik Tarmin di kantornya, Senin 22 April 2024 sore.
Sementara itu, Kepala BRI unit Penganjang, Supriadi mengatakan, bahwa nasabah atas nama Tarmin awalnya mempunyai pinjaman ke BRI dari tahun 2008, dengan sisa hutang yang tidak besar hanya diangka 2 jutaan.
“Dalam kurun waktu itu tuh tidak pernah beritikad, istilahnya lah ya. Pada saat itu memang kita ada petugas yg khusus penagihan nasabah macet diatas 4 tahun namanya pak Hamdan. kemudian konfirmasi sama saya, ‘pak misalkan ada nasabah yg ingin pelunasan bagaimana?’ kebeneran saya masih punya wewenang untuk keringanan,” tutur Supriadi, ditemui di kantornya pada hari yang sama.
Diceritakan Supriadi, ahirnya sampailah bagian penagihan tersebut bertemu dengan nasabah BRI atas nama Tarmin. Setelah bernegosiasi dengan baik ahirnya Tarmin setuju.
“Pak Tarmin ini beritikat baik ketemu saya, penyelesaian dengan keringan bunga. Itu kalau gak salah sebelum ramadan,” ucapnya.
Pada saat itu, lanjut Supriadi, ia menyampaikan kepada nasabah BRI tersebut terkait pelunasannya deal di angka sekian.
“Ini kita sudah anggap semuanya lunas cuman saya butuh waktu sekitar satu minggu untuk nyari berkas, saat itu ya,” ucapnya.
“Setelah satu minggu gak ketemu, pak Hamdan selaku penagih juga bertanggung jawab, sering komunikasi dengan kita ‘pak udah ketemu belum?’ belum mas. Kenapa kok belum ketemu, karena kita ini kan kantornya kantor baru, sebelumnya kantornya di tempat yang lama. Pada saat pindah mungkin berkas itu kan tidak diangkut di dalam lemari utuh, mungkin dikeluarkan dulu diikat. Kemudian pada saat disusun kembali mungkin, karena saat pindah kesini sejak BRI ini pindah ke kantor yang baru, mungkin pada saat di sini disusunnya tidak sesuai dengan urutan yang semestinya sehingga map nya pak Tarmin ini tercecer. Entah harusnya ke lemari satu mungkin masuk ke gudang arsip atau gudang pasif yang sudah lama gak dipegang,” jelas Supriadi.
Cara penyimpanan berkas agunan kredit di BRI unit Penganjang
Wartawan Koran Bidik Nasional & Bidiknasional.com Candra Shema Restullah saat melakukan konfirmasi kepada Kepala Unit BRI unit Penganjang, Supriadi.
Wartawan Bidik Nasional mencoba menanyakan terkait cara penyimpan berkas agunan kredit di BRI unit Penganjang seperti apa?
“Oh engga, sebenarnya bukan ilang sih mas dari awal saya sampaikan terselip cuman belum ketemu, ga ada yang ilang. Jadi pada saat belum ketemu itu tadi, mungkin pada saat pindah dari kantor lama ke kantor baru penyusunannya mungkin belum tertata dengan baik. Sehingga kita nyari satu berkas ini tuh belum ketemu,” ucap Supriadi.
“Biasanya kalau dia sudah tersusun dan aktif kan ada 3 penyimpanan arsipnya kita. Pertama ruangan aktif yang memang dia masih aktif sebagai nasabah kita dan lancar kondisinya. Terus yang kedua memang ada ruangan arsip namanya daftar hitam yang sudah lebih dari 1 tahun lebih menunggak dan itu masuk ke black listnya Bank Indonesia, nah itu terpisah. Dan yang terahir ruang berkas yang memang sudah tidak ada jaminan sudah tidak aktif dan nasabahnya sudah pasif sebagai nasabahnya kita,” jelas Supriadi.
“Nah, itu ada ruang arsip dan ruang arsip ini tempatnya berbeda sehingga pada saat pak Tarmin ini nyari kita disesuaikan dulu. Oh, pak Tarmin ini nasabah daftar hitam, kita cari dulu di ruangan daftar hitam. Begitu di ruangan daftar hitam ga ketemu coba nyari lagi barangkali ada di bagian map aktif. Dicari juga dibagian map aktif ga ketemu kita mencari kebagian map yang pasif yang sudah ga ada. Nah, dari ketiga ruangan ini kemarin itu dicari selama berhari – hari tidak ketemu dikarenakan nasabah kita sekarang jumlahnya sudah hampir 6 ribu lebih,” tutur Supriadi lagi.
Pihaknya mengaku baru aktif mencari berkas agunan milik nasabah Tarmin sekitar 2 sampai 3 minggu ini dikarenakan libur lebaran.
“Aktif mencarinya sekitar 2 – 3 minggu, nah ini agak lama panjang karena pas libur lebaran. Sampai dengan saat kemarin itu memang kita belum nyari lagi, karena banyak aktifitas yang lain mungkin. Sehingga ahirnya lupa lagi karena sudah agak lama,” kata Supriadi.
“Kebeneran pak Ratno datang kesini mengingatkan saya, oh iya saya masih punya PR sehingga tadi coba saya turun tangan sendiri cari keruangan brangkas yang memang sejak awal nyarinya di situ, di ruang berkas daftar hitam. Kita coba nyari di situ eh ketemu,” jelasnya.
“Nah, ini yang jadi PR buat kami jadi perbaikan tentang penataan ruang berkas. Dan selama ini sih sebelumnya belum pernah terjadi selama saya 20 tahun kerja di BRI. Baru kali ini dan mudah – mudahan ini jadi pembelajaran. Temen – temen juga tadi sudah saya kumpulkan kita sama – sama menyusun lagi menata kerjakan lagi dari awal sampai ahir supaya tidak ada seperti pak Tarmin yang lainnya lagi,” tutup Supriadi.
Di hari yang sama, Ujang (30) anak dari Tarmin selaku nasabah BRI unit Penganjang, merasa bersyukur berkat bantuan dari Ormas GMPAR agunan kredit milik ayahnya sudah terambil.
“Saya kan udah di lunasin tapi susah, entar nunggu satu minggu, datang tapi nanti lagi bilangnya dicariin. Sekarang minta bantuan ke GMPAR alhamdulillah sekarang udah selesai,” ucap Ujang.
Pewarta : Candra Shema Restullah
Redaktur : Budi Santoso