
Winarti (Kerudung warna coklat) warga Jalan Brantas Toya Arum, Kademangan, Probolinggo peserta Program JKN (Foto: ist)
PASURUAN, BIDIKNASIONAL.com – Manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah dirasakan jutaan masyarakat di Indonesia. Begitu juga dengan Indah Winarti perempuan yang lahir di tahun 1979 ini menceritakan pengalaman nya, bertahun-tahun berobat mendampingi suaminya menggunakan kartu JKN.
“Ibarat payung, program JKN BPJS Kesehatan setia setiap saat, menjamin seluruh pembiayaan cuci darah ,” ucap Winarti sapaan lekatnya warga Jalan Brantas Toya Arum, Kademangan, Probolinggo ini.
Terdaftar di kelas satu dengan job disc suami sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama di Puskesmas Kanigaran, Winarti menyampaikan, selama dua bulan pernah mendampingi suaminya menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Malang. Tercatat suami adalah yang paling sering menggunakan kartu JKN untuk berobat.
Selama menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan, Winarti mengaku tidak menemukan kesulitan. Ia merasa pelayanan BPJS Kesehatan semakin baik dari tahun ke tahun dan tidak bayar sama sekali.
Selain itu sebut Winarti, perawatan sampai obat-obatan yang diterima tidak dibeda-bedakan. Dia merasa prosedur, alur rujukan dan aturan BPJS lebih cepat penanganannya dan tidak ribet.
Terhitung sampai tahun 2023 awal masuk rumah sakit sang suami karena kondisi badannya semakin bengkak kemudian masuk ke UGD, ke ruang icu karena jantung dan ternyata gagal ginjal dirawat di RSUD dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo.
“Suami saya kembali rawat inap di bulan Januari 2023, selama satu minggu. Dinyatakan menderita Hemodialisa (gagal Ginjal) cuci darah mungkin antara empat sampai lima kali,” kata Winarti.
Selanjutnya Winarti menjelaskan suami masuk lagi di rumah sakit pada bulan juli 2023 karena sudah bengkak masuk lagi ke Indonesia Healthcare Corporation Rumah Sakit (IHC RS) Wonolangan, Dringu Kabupaten Probolinggo.
Alasan masuk ke Wonolangan karena Rumah Sakit Umum dr. Mohammad Saleh penuh saat itu.
Masih Winarti menyatakan, “dari masuk ICU RS Wonolangan, terus pindah ruangan ke kelas satu setelah itu suami bersedia cuci darah, akhirnya dirujuk lagi dan meninggal dunia.
Semua ini ungkap Winarti, berawal dari kecelakaan yang menimpa dia (suami), saat mengendarai sepeda motor menghindari truk gandeng. “Akibatnya sampai kencing darah lalu dibawa ke rumah sakit, oleh pihak rumah sakit dirujuk ke Malang karena dokter spesialisnya enggak ada waktu itu,” jelasnya.
Selama berobat kurun waktu tersebut, Winarti menegaskan, pengobatan menggunakan BPJS Kesehatan, rawat inap sampai dua bulan, cuci darah berkali-kali, program JKN memberikan manfaat besar. Sedangkan jika dihitung, biaya cuci darah mahal dan juga rawat inap tentunya juga tidak murah.
Winarti yang tercatat sebagai Kader JKN di Kantor BPJS Kesehatan Probolinggo tersebut menerangkan sudah bukan rahasia umum lagi bahwa progran JKN menjadi rasan-rasan di mata masyarakat yang beluk memiliki pengalaman berobat. “Apabila berobat berstatus pasien BPJS Kesehatan katanya hanya dilayani rawat inap tiga hari selanjutnya diwajibkan pulang baik pasien sudah sembuh maupun belum, itu kabar tidak benar,” kata Winarti.
“Saya sering mendengar kabar, opname pakai BPJS Kesehatan, tiga hari harus pulang. Tapi suami saya tidak mengalami itu. Pengalaman rawat inap seminggu bahkan sampai dua bulan,” imbuhnya.
Diakhir penjelasan nya, Winarti menegaskan, “Jika kami pribadi dan keluarga, hanya berharap layanan progran JKN semakin dipermudah. Semoga kualitas pelayanan yang didapatkan tetap optimal dan terus ditingkatkan,” tutup Winarti.
Laporan: red
Editor: Budi Santoso