Peserta JKN Emilezola Dwirangga Boromeus Lumban Toruan (39) pengguna Aplikasi Mobile JKN (Foto: ist)
SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Aplikasi Mobile JKN merupakan salah satu inovasi yang diluncurkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai wujud transformasi mutu layanan yang mudah, cepat, dan setara. Aplikasi yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan ini dirancang untuk mempermudah peserta JKN dalam memperoleh layanan kesehatan, kemudahan tersebut dirasakan oleh Emilezola Dwirangga Boromeus Lumban Toruan (39), seorang pekerja swasta di Kota Surabaya.
“Syarat utamanya, peserta JKN wajib terlebih dahulu mengunduh Aplikasi Mobile JKN melalui Appstore bagi pengguna iOS atau Playstore bagi pengguna Android. Registrasinya pun sangat mudah, siapkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau KTP, isi identitas dengan memasukkan nama, nomor KIS, nomor telepon, dan email/username. Kemudian memasukkan password dan kode captcha, lalu klik Daftar pada menu sisi bawah sebelah kanan,” jelas Emil di Surabaya, Jumat (19/07).
Emil yang bekerja di salah satu industri hospitality, terdaftar sebagai peserta JKN kelas satu segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dengan lokasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berada di Medika Farma Sedati. Menurutnya, BPJS Kesehatan sangat memberikan kemudahan pelayanan bagi peserta JKN, hanya dalam satu genggaman ponsel saja dapat mengakses beragam informasi seputar JKN melalui fitur-fitur dalam Aplikasi Mobile JKN.
“Kenal Aplikasi Mobile JKN bermula dari informasi HRD di tempat saya bekerja, yang kebetulan saat itu saya hendak ingin mengubah data faskes. Saya sempat tidak percaya karena mengubah faskes tanpa perlu repot datang ke kantor BPJS Kesehatan lagi, cukup melalui Aplikasi Mobile JKN saja bulan berikutnya saya sudah bisa berobat ke faskes yang terdekat dari rumah,” ujar Emil.
Emil seringkali menggunakan Aplikasi Mobile JKN untuk memanfaatkan fitur KIS digital, karena menurut ia lebih aman dan praktis, serta tidak perlu khawatir tidak dilayani saat lupa membawa kartu fisik saat berobat di fasilitas kesehatan. Jadi, sudah tidak ada lagi alasan kartu hilang atau tertinggal di rumah karena semua sudah dalam satu genggaman Aplikasi Mobile JKN saja.
“Saat itu anak kami diharuskan berobat karena keluhan penyakit kista dan saya sendiri ada gangguan kesehatan mata, cukup menunjukkan KIS digital saja ke petugas Klinik Medika Farma sudah langsung proses pemeriksaan dokter. Untuk berobat selanjutnya saya juga tidak perlu khawatir lagi lupa membawa KIS fisik, cukup menunjukkan KIS digital melalui Aplikasi Mobile JKN,” tegas Emil.
Selain itu, Emil juga memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN untuk mendaftar antrean online faskes, entah saat harus mengobati penyakit anaknya ataupun memeriksakan matanya sendiri di rumah sakit. Ia merasa bersyukur karena tidak perlu menunggu lama saat berkunjung di faskes, mengingat ia juga harus bekerja sehingga waktu kunjungan ke faskes memungkinkan untuk diatur dirinya sendiri dan lebih fleksibel.
“Saya rasa tidak hanya itu saja manfaat dari Aplikasi Mobile JKN, penyampaian pengaduan hingga permintaan informasi seputar Program JKN juga bisa dilakukan melalui aplikasi pintar ini. Sejauh ini saya juga memanfaatkannya untuk mengetahui informasi data kepesertaan saya dan keluarga, informasi tagihan dan pembayaran iuran, dan pelayanan konsultasi online oleh dokter fasilitas kesehatan. Saat anak saya hendak rawat inap di salah satu rumah sakit pun saya bisa memantau ketersediaan ruang rawat inap cukup melalui Aplikasi Mobile JKN,” tutur Emil.
Emil berharap segala bentuk kemudahan Program JKN lebih banyak disosialisasikan ke masyarakat, agar masyarakat Indonesia semakin paham mekanisme pelayanan Program JKN dan tidak lagi bingung saat hendak berobat. Emil mengakui, sebelumnya banyak informasi yang ia kurang pahami dan tidak diketahui bagaimana harus mengadu dan bertindak, seperti pengalaman saat mertuanya harus rawat inap di RSUD Sidoarjo yang pada saat itu mengalami musibah kecelakaan.
“Program JKN adalah satu-satunya program layanan kesehatan terbaik di Indonesia. Saya sekeluarga berharap program ini terus berlanjut sampai kapanpun, serta tetap melindungi seluruh masyarakat Indonesia terutama yang ekonominya tergolong rendah,” pungkas Emil.
Laporan: rn/ws/red
Editor: Budi Santoso