Gambar ilutrasi panen jagung (Foto: ist)
JOMBANG, BIDIKNASIONAL.com – saat teriakan para petani jagung sangat kencang, beberapa media banyak memberitakan, hal ini termasuk secara tidak langsung mewakili suara petani. Mereka termasuk dikatagorikan pahlawan pangan.
“Kalau pangan tidak ada, negara juga tidak ada,” ujar salah saty petani kepada awak media.
Saat ini masih terdapat kesenjangan harga seperti dengan petani jagung. Seperti tentang keluhan petani terkait anjloknya harga panen jagung di awal panen di respon Dinas Pertanian (Disperta) Jombang.
Kadis Disperta (Dinas pertanian) Jombang M.Rony ketika di konfirmasi Bidik Nasional (BN) pada hari Senin (29/7/2024) mengatakan,” kita akan berkoordinasi dengan Bulog agar bisa menyerap jagung hasil panen petani Jombang dengan harga yang lebih baik,” ujarnya.
Menurut Kepala Disperta Jombang M Rony, dirinya tak menampik hasil pantauan di lapangan saat ini harga panen jagung cenderung anjlok dibandingkan panen tahun lalu.
Diketahui bahwa untuk jagung pipilan kering misalnya saat ini harganya antara Rp 3.800-Rp 4.000 per kilogram untuk pipilan kering.
”Beda jauh dengan tahun lalu sampai Rp 5.000 per kilogram untuk pipilan kering,” ujarnya.
Maka dari itu ungkapnya,” kita bakal melakukan koordinasi dengan Bulog. Kita akan melakukan upaya supaya hasil panen petani jagung bisa terserap,” imbuhnya.
Selain itu, Kadis Disparta Jombang M. Rony menyampaikan,” untuk idealnya harapan kami mendekati harga tingkat petani antara Rp 4.500-Rp 5.000 per kilogram,” ujar Kadis Disparta Jombang
“Selanjutnya perlu dilakukan, dengan harapan harga di tingkat petani tetap terjaga. Tak sampai makin turun mendekati panen raya. Kemarin sudah komunikasi dengan Bulog, awal pekan depan akan koordinasi dan kalau memungkinkan akan kita bekerja sama Askom (Asosiasi komoditas) jagung untuk menyerap hasil panen,” ujar Rony.
Menurut nya, pada musim tanam kedua kali ini luas tanam jagung masih sedikit. Sementara saat ini pemerintah akan terus mencarikan solusi untuk meningkatkan produksi jagung guna memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri, sekaligus juga untuk memenuhi permintaan pasar ekspor.
Laporan: Tok
Editor: Budi Santoso