Merawat Tradisi Masyarakat Krapyak Kota Pekalongan, 3.000 Porsi Bubur Suro Dibagikan Gratis
PEKALONGAN, BIDIKNASIONAL.com – Sebagai upaya merawat dan melestarikan tradisi, masyarakat Krapyak bersama Pemerintah Kota Pekalongan kembali menghelat Festival Bubur Suro 2024 selama 3 hari, Sabtu-Senin, 26-28 Juli 2024. Pada tahun ini, gelaran tradisi menguri-uri makanan khas lokal tersebut yang sebelumnya digelar di Jalan Jlamprang kini berlangsung dengan suasana yang lebih meriah dan berbeda di Jalan Truntum, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
Acara ini menyedot animo masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarnya terutama pada acara penutupan festival tersebut, dimana puncaknya dimeriahkan oleh arak-arakan kirab gunungan dan pembagian 3.000 porsi bubur suro gratis yang dibagikan ke pengunjung yang datang, Senin malam (29/7/2024). Selain itu, festival ini juga diramaikan dengan berbagai kegiatan menarik lainnya seperti pertunjukkan kesenian, hiburan musik keroncong, musik gamelan, musik hadroh, lomba menggambar, lomba peragaan busana, demo masak, hingga 36 stan UMKM makanan dan minuman.
Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid yang hadir menutup festival tersebut, mengungkapkan bahwa, Festival Bubur Suro ini merupakan event kebangkitan tradisi yang sudah lama ada di daerah Krapyak dalam rangka memperingati 10 Muharram (Asyuro) penanggalan Hijriyah. Acara tersebut sekaligus menjadi momentum untuk membangun tali silaturahim dan mengembangkan potensi, kreativitas, dan budaya di daerah Krapyak. Festival ini sudah berlangsung sejak 2018.
“Festival Bubur Suro ini merupakan event keenam kalinya yang diadakan oleh masyarakat Krapyak bersama Pemkot Pekalongan. Meski pada saat pandemi Covid-19 sempat ditiadakan, Alhamdulillah tiap tahunnya ada progress pelaksanaan yang semakin baik dan meriah,”ucap Mas Aaf, sapaan akrabnya.
Bubur suro yang dibagikan pada warga secara gratis itu, kata dia, terbuat dari beras dengan ditambah berbagai bumbu, rempah, jinten, kacang hijau, santan, dan dihiasi dengan irisan mentimun, telur ayam, dan lainnya. Bubur suro dimasak oleh para ibu secara bergotong royong. Setelah bubur suro selesai dimasak selanjutnya diletakkan dalam wadah takir dari daun pisang yang dibentuk seperti mangkok.
Mas Aaf menilai, pada tahun ini, banyak sekali perkembangan dan kreativitas baru yang diciptakan masyarakat Krapyak setempat, dimana jumlah stan UMKM yang meramaikan juga semakin banyak dan selalu laris manis dagangannya selama acara berlangsung. Pemkot Pekalongan sangat mendukung event tahunan dalam Bulan Muharram ini. Pihaknya mengapresiasi semua panitia yang turut merawat potensi budaya dan tradisi masyarakat asli Krapyak ini.
“Terimakasih kepada segenap panitia dan warga Krapyak yang mau menjaga tradisi ini agar tetap eksis di tengah masyarakat. Semoga event Festival Bubur Suro tahun-tahun mendatang bisa semakin meriah, menarik minat pengunjung lebih banyak lagi,” pungkasnya.
Laporan: Dikin
Editor: Budi Santoso