MATARAMNTB

Siaga Pasien Ginjal Anak, RSUD Kota Mataram Siapkan 10 Unit Dialyzer

Ilustrasi Dialyzer Alat Cuci Darah (Foto: ist)

MATARAM, BIDIKNASIONAL.com – Sebagai salah satu rumah sakit rujukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram menyiapkan fasilitas cuci darah khusus untuk anak-anak.

Direktur RSUD Kota Mataram, dr. Eka Nurhayati mengatakan fasilitas cuci darah ini sebagai bentuk kesiapan rumah sakit untuk menerima pasien gagal ginjal khususnya anak-anak.

“Maraknya anak yang gagal ginjal. RSUD Kota Mataram menyiapkan obat beserta fasilitasnya, kita tetap menyiapkan walaupun sampai saat ini RSUD Kota Mataram belum menerima pasien cuci darah dari kalangan anak-anak,” katanya, Kamis (1/8/24) pagi.

Dikatakan, dr. Eka RSUD Kota Mataram menyiapkan fasilitas cuci darah anak-anak sebanyak 10 dialiser karena pelayanan cuci darah untuk anak-anak berbeda dengan orang dewasa.

“Gagal ginjal pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya autoimun. Selain itu adanya kelainan bawaan dari anak yang menyebabkan harus melakukan cuci darah,” Jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan menyarankan agar orang tua mengurangi memberikan makanan instan pada anak. Karena tidak hanya berdampak pada ginjal anak, tetapi risiko penyakit lainnya.

“Dengan adanya makanan instan dan yang menggunakan pengawet yang berisiko penyakit lain yang bisa muncul,” tegasnya. Orang tua diminta untuk lebih banyak memberikan makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran.

“Jadi sedapat mungkin makanan yang gizi lebih segar dan organic itu yang kami anjurkan daripada makanan instan,” tandas Emirald.

Kepala Balai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mataram, Yosef Dwi Irwan menyatakan bahwa kasus gagal ginjal bukan melulu diakibatkan oleh makanan dan minuman manis saja, melainkan banyak faktor penyertanya.

Disampaikan Yosef, ada beberapa hal yang menjadi penyebab gagal ginjal, diantaranya kelainan bawaan sejak lahir, dan karena penyakit tertentu seperti autoimun. Selanjutnya baru diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat, yakni sering konsumsi makanan tinggi gula.

“Produk pangan yang telah mendapatkan izin edar, tentu sudah melalui evaluasi mutu dan keamanan, yaitu pre dan post market asal,” Pungkasnya.

Laporan: Aini

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button