Peserta JKN Shinta Wati (67) warga Tawangsari Permai (Foto: ist)
SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus memberikan kemudahan dan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Indonesia. Program ini tidak hanya memberikan perlindungan kesehatan, tetapi juga memastikan akses layanan kesehatan yang komprehensif, adil, dan merata. Salah satu peserta JKN, Shinta Wati (67), warga Tawangsari Permai, merasakan langsung manfaat kehadiran program ini.
“Awalnya, saya hanya merasakan gejala sakit perut. Namun, seiring waktu, saya sering mengalami sesak napas, keringat dingin, kelelahan, detak jantung tidak teratur, bahkan pernah pingsan. Saat tak sadarkan diri, saya segera dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh anak saya,” ujar Shinta di Surabaya, Selasa, (19/11).
Shinta mengungkapkan bahwa selain khawatir dengan kondisi kesehatannya, keluarganya sempat bingung memikirkan biaya pengobatan yang mahal karena harus menjalani rawat inap. Beruntung, menurut informasi petugas administrasi rumah sakit, Shinta sudah terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas tiga.
“Dokter mendiagnosis saya menderita serangan jantung dan diabetes, dan saya disarankan untuk opname. Selama 10 hari menjalani perawatan di RS William Booth Surabaya, pelayanan yang saya terima sangat memuaskan. Konon katanya pasien yang menggunakan layanan JKN tidak dipedulikan oleh pihak rumah sakit, kenyataannya justru pihak rumah sakit selalu menyarankan agar memanfaatkan fasilitas layanan Program JKN,” ungkap Shinta.
Shinta juga menceritakan bahwa setelah pulang opname sampai saat ini, dirinya harus menjalani kontrol rutin setiap bulan. Selain ke poli jantung, ia juga harus rutin kontrol ke poli penyakit dalam untuk mengobati diabetesnya. Ia telah rutin mengonsumsi obat-obatan selama bertahun-tahun untuk menstabilkan kondisi kesehatannya.
“Tak berhenti disitu, setelah enam tahun menjalani pengobatan diabetes, saya merasakan nyeri luar biasa pada kaki. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, saya didiagnosis menderita Neuropati Diabetik, akibat kadar gula yang tinggi. Oleh karena itu, saya juga diwajibkan untuk rutin kontrol ke poli saraf,” tutur Shinta.
Shinta menyadari bahwa semua penyakit yang dideritanya tergolong membutuhkan biaya besar, tetapi pelayanan kesehatan yang ia terima selama ini jauh melebihi iuran yang dibayarkan setiap bulan. Menurutnya, jika tidak menggunakan Program JKN, biaya pengobatan yang harus ia keluarkan setiap bulan bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah. Namun, karena terdaftar dalam Program JKN, ia hanya perlu membayar iuran sebesar 35 ribu rupiah per bulan.
“Meskipun semua pengobatan saya dijamin oleh BPJS Kesehatan, menjaga kesehatan tetap menjadi prioritas. Lebih baik mencegah daripada mengobati, jangan sampai menyesal di kemudian hari. Penyakit bisa menyerang siapapun tanpa memandang usia, baik muda maupun tua. Mulailah dengan kebiasaan kecil, antara lain olahraga rutin, konsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur, serta mengatur waktu istirahat yang cukup,” kata Shinta.
Sebagai ungkapan terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan, Shinta selalu menganjurkan warga tempat tinggalnya agar tidak perlu ragu mendaftar Program JKN. Menurutnya, selain akan membantu meringankan biaya pelayanan kesehatan ketika diri sendiri sakit, iuran yang dibayarkan ketika sehat akan membantu peserta lain yang sedang membutuhkan biaya pengobatan.
“Saya berharap agar Program JKN dan BPJS Kesehatan tetap ada dan terus dikembangkan, karena kehadiran program ini sangat membantu masyarakat termasuk saya. Manfaat Program JKN sudah dirasakan oleh banyak masyarakat Indonesia, sesuai dengan prinsip gotong royong untuk saling membantu mereka yang membutuhkan layanan kesehatan,” pungkas Shinta.
Laporan: rn/md/red
Editor: Budi Santoso