Joko Santoso (44) Peserta JKN penderita Pneumonia atau peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi (Foto: ist)
PASURUAN, BIDIKNASIONAL.com – Didiagnosa penyakit berat dan beresiko seperti disambar petir disiang hari. Hal ini dialami oleh Joko Santoso (44) pegawai di salah satu perusahaan air minum di kota Pasuruan. Kesehariannya yang lebih banyak di jalan sebagai sales membuatnya berfikir akan sakit yang diderita. Pneumonia membuat Joko mengubah pola hidup dan harus menjalani pengobatan secara rutin.
Sebagai informasi, Pneumonia merupakan peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas.
Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli bisa dipenuhi cairan atau nanah sehingga menyebabkan penderitanya sulit bernapas.
“Ramainya pandemi Covid-19 tahun lalu (tahun 2020) saya sakit paru – paru itu. Awalnya saya batuk yang tak kunjung selesai sampai sakit dada. Saya periksa ke Klinik dan dirujuk ke RSUD Soedarsono awalnya harus tes PCR dulu takutnya Covid – 19 selanjutnya dilakukan pemeriksaan foto rontgen dada, thorax, tes darah, diambil dahaknya juga, dari pemeriksaan itu ketemu penyakitnya,” jelas Joko.
Joko merupakan perokok aktif, hal itu merupakan penyebab dari penyakit yang diderita saat ini. Diakuinya setiap hari konsumsi rokok lebih dari 4 batang dalam sehari. Penyakit yang diderita ini termasuk salah satu yang berbahaya terlebih disaat covid – 19, penyakit penyerta jika terpapar oleh virus covid – 19 akan memperburuk kondisi imunitas seseorang.
“Untungnya saya saat itu tidak disertai positif covid – 19, jadi memang murni hasilnya sakit paru – paru dan diberikan pengobatan yang harus saya lalui selama 6 (enam) bulan tidak boleh putus. Setiap satu minggu sekali saya harus kontrol ke rumah sakit dan pemeriksaan rutin oleh dokter spesialis paru,” tambahnya.
Menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terbukti sangat bermanfaat. Joko yang telah terdaftar lama sebahai peserta JKN saat ini menggunakan untuk pengobatannya. Sakit yang diderita tergolong penyakit yang berbahaya dan harus dilakukan pemeriksaan berkala, hal itu pastinya membutuhkan banyak biaya.
“Masuk rumah sakit saat itu yang saya pikirkan biaya, sakit begitu kan mahal sekali pemeriksaannya. Bersyukur saya punya kartu JKN yang dijamin dari kantor, selama terdaftar belum pernah saya gunakan. Sekalinya digunakan untuk penyakit berat dan harus pemeriksaan rutin selama itu. Coba saya tanpa kartu JKN mau bayar pakai apa?,” tegas Joko lagi.
Joko berterima kasih dengan hadirnya program JKN sangat membantu dalam keadaan darurat yang dialaminya. Tidak ada satu orang pun yang menginginkan sakit termasuk dirinya. Memiliki penjaminan kesehatan untuk diri sangatlah penting. “Bayar iuran itu tidak ada ruginya, dari pada sakit lebih baik bermanfaat untuk membantu sesama,” tutup Joko.
Laporan: rn/gt/red
Editor: Budi Santoso