Korban, Haikal Wira yang 2 tahun putus sekolah. (Foto: ist)
SIDOARJO, BIDIKNASIONAL.com – Seorang pelajar di Sidoarjo putus sekolah lantaran tidak mendapat Surat Keterangan Lulus (SKL) dari Madrasah Tsanawiyah Hasanuddin, Gedangan, Sidoarjo. Haikal Wira Setiawan mengisi waktu dengan jual-beli Hp.
Haikal, sudah tidak melanjutkan sekolah jenjang SMA sejak tahun 2022 lalu. Ia terkendala biaya sekolah. Orangtua Haikal tak mampu melunasi tunggakan senilai Rp 10.389.000, sehingga menyebabkan SKL dan ijazah nya ditahan oleh pihak sekolah.
Eko Yulianto, ayah Haikal berprofesi sebagai ojek online (ojol). Menurutnya tunggakan tersebut terlalu banyak hingga tak mampu ia lunasi.
“Haikal lulus SMP tahun 2022 gak sekolah sampai sekarang. Putus sekolah sekitar 2 tahun, jika sekolah sekarang kelas 2 SMA. Ada tunggakan Rp 10 juta, jadi copy SKL nya ditahan gak bisa daftar ke SMA,” ucap Eko saat ditemui rekan media dirumahnya, Rabu 8 Januari 2025, sore.
BACA JUGA : PENGASUH PONPES PAGERWOJO TERBUKTI CABUL, DIVONIS 2 TAHUN PENJARA
Eko menceritakan, Haikal masuk SMP tahun 2020, sebelum ada kebijakan Lockdown pandemi Covid-19. Beberapa bulan sekolah, pemerintah menerapkan sekolah virtual karena Pandemi Covid-19. “Kondisi tersebut sangat berdampak terhadap perekonomian keluarga kami, karena ojekan sepi,” imbuhnya.
Mendekati kelulusan, Eko berupaya memperjuangkan pendidikan putra keduanya. Ia datang ke sekolah Haikal untuk negosiasi tunggakan biaya sekolah selama 3 tahun, dengan cara mencicil Rp 2 juta, agar anaknya bisa mendapat copy SKL untuk daftar SMA.
“Namun hal itu ditolak oleh Kepala Sekolahnya langsung. Beliau meminta dibayar minimal setengah dari total tunggakan, yaitu Rp 6 juta dulu, tapi gak saya bayar karena gak ada biaya,” bebernya.
Sementara itu, Haikal sendiri mengatakan bahwa, sebelumnya ia bermimpi ingin melanjutkan sekolah di SMAN 1 Gedangan. Namun ia harus mengubur mimpi itu dalam-dalam, mengingat kondisi ekonomi orang tuanya yang kurang mampu.
“Awalnya sedih melihat teman-teman saya daftar SMA, tapi mau gimana lagi. Ayah selalu kasih saya motivasi untuk berusaha mandiri, jual beli Hp,” kata Haikal.
Haikal melanjutkan, meskipun keuntungan dari jual beli Hp tidak banyak, namun setidaknya bisa untuk mencukupi kebutuhan pribadinya, seperti beli kuota internet atau sekedar beli jajan sederhana.
“Gak pasti laku tiap hari, jika laku untungnya Rp 50 sampai 80 ribu satu Hp. Lumayan buat beli paketan internet,” ucapnya polos.
Haikal berharap bisa melanjutkan pendidikan seperti teman sebayanya. Setelah lulus sekolah ia bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha yang mampu menaikkan derajat ekonomi kedua orang tuanya.
Saat, Haikal hanya bisa berdoa, berharap keberuntungan datang untuk masa depan dirinya dan keluarganya.
“Ingin jadi pengusaha untuk membantu ekonomi keluarga,” tutup remaja berusia 18 tahun itu. (Ted)