BATANGJATENG

Dugaan Penyimpangan Dana Bantuan Aspirasi Desa Wates Kabupaten Batang Disorot 

Kantor Kelurahan/Desa Wates, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang (Foto: Dikin BN Batang)

BATANG, BIDIKNASIONAL.com – Dana Bantuan Aspirasi Kabupaten (Bankab) senilai Rp30 juta yang dialokasikan untuk kegiatan pelatihan kepemimpinan di Desa Wates, Kecamatan Wonotunggal, diduga tidak dilaksanakan sesuai rencana. Kegiatan yang seharusnya menjadi wadah pengembangan kapasitas masyarakat desa ini hanya digelar satu kali, dihadiri oleh empat orang peserta yang ditunjuk langsung oleh Kepala Desa tanpa pemberitahuan resmi.

Dugaan ini mencuat setelah Aji, salah satu anggota Karang Taruna Desa Wates, memberikan keterangan pada Kamis (16/1/2025). Ia mengungkapkan bahwa dirinya pernah diajak untuk mengikuti sosialisasi di lokasi berbeda, yakni Blado, bersama lima hingga enam orang lainnya. Namun, Aji mengaku tidak mengetahui detail pelaksanaan kegiatan ini.

“Yang diajak ke Blado itu mewakili pemuda, termasuk saya sebagai pengurus Karang Taruna. Terkait insentif, memang ada, sekitar dua juta rupiah. Tapi awalnya saya tidak tahu apa-apa soal kegiatan ini. Saya hanya ikut karena diajak langsung oleh Kepala Desa,” ujar Aji.

Menurutnya, pelatihan yang disebut-sebut berlangsung di Desa Selopajang, tepatnya di lokasi agrowisata, tidak hanya dihadiri warga Desa Wates. Ia juga menyebut tidak ada dokumentasi maupun tindak lanjut pasca pelatihan tersebut.

“Setelah pelatihan itu selesai, saya tidak pernah lagi dilibatkan. Bahkan, saya tidak menerima surat resmi terkait kegiatan ini. Saya hanya disuruh berangkat begitu saja,” tambahnya.

Sementara, Kepala Desa Wates, Wahyono, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan program aspirasi dari Kabupaten Batang dengan alokasi anggaran sekitar Rp 30 juta untuk tahun 2023. Namun, Wahyono mengaku tidak memegang catatan rinci mengenai pelaksanaan kegiatan.

“Kalau anggarannya sekitar 30 juta, mungkin benar. Tapi untuk rinciannya saya kurang paham, karena itu dipegang oleh kelompok. Kalau Mas Aji bilang peserta empat orang dan dapat dua juta, ya berarti benar,” ungkap Wahyono.

Ia juga berencana melakukan klarifikasi kepada pihak pemberi aspirasi dan meminta laporan pertanggungjawaban (SPJ) dari kelompok penerima dana.

“Memang banyak kegiatan seperti ini, tapi saya akan coba cek lagi pelaksanaannya. Kadang anggaran keluar, tapi pelaksanaannya kurang jelas,” ujarnya.

Minim Transparansi, Warga Pertanyakan Manfaat Ketiadaan dokumentasi dan minimnya sosialisasi terkait kegiatan pelatihan ini memunculkan pertanyaan di kalangan warga mengenai transparansi penggunaan dana Bankab. Apalagi, tidak ada kelanjutan program yang diharapkan mampu meningkatkan keterampilan masyarakat.

Dugaan penyimpangan dana aspirasi ini kembali menjadi sorotan, mengingat pentingnya pengelolaan anggaran yang tepat sasaran untuk mendukung pembangunan masyarakat desa. Klarifikasi dan transparansi dari semua pihak terkait kini sangat dinantikan.

Laporan: Dikin

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button