HNSI Cabang Sumenep Minta Pemerintah Jangan Impor Garam
SUMENEP, JATIM, BN – Harga garam pada bulan ini turun, kisaran 1.200.000/ton. Hal itu membuat petani garam di Kabupaten Sumenep bangkrut karena nilai jual garam dari petani ke pengepul turun dratis harganya.
Dibandingkan pada bulan yang lalu harga jual garam dikalangan petani masih sekitar 2.000 000/ton.
Abdurani SH, Bendahara Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Sumenep (HNSI) mengatakan adanya gelombang harga yang tidak bisa menjadi patokan nilai jual garam mengakibatkan kerugian pada petani garam Kabupaten sumenep.
Ia meminta kepada pemerintah jangan mengimpor garam dari luar karena sangat merugikan rakyat terutama petani garam.
“Semestinya pemerintah mengutumakan pruduksi dalam negeri bukan mengimpor dari luar, karena kalau mengimpor garam, bisa mengkecilkan dan membunuh kehidupan penghasilan para petani kita,” katanya
“Paling tidak pemerintah menghargai hasil keringat para petani garam ketika terik matahari, petani masih ada di ladang,” tambahnya
Kata Abdurani, garam Madura adalah terbesar didunia termasuk kuwaliatasnya. Pihaknya mengharap kepada pemerintah agar tidak mengimpor garam.
“Berikan kebebesan pada petani garam untuk bersaing dengan garam luar,” harapnya.
Untuk tahun ini target pemerintah daerah produksi harus mencapai 260 ton garam, ada meningkatan produksi lebih tinggi pada tahun 2017, dengan mengasilkan produksi garam sekitar 232 ribu ton sedangkan pada tahun 2016 sekitar 17 ribu ton garam rakyat
“Khan kasihan pada petani, produksi garam meningkat harga turun,” pungkasnya. (yus)