Rachman Alim aktivis LSM Sapujagad (Foto: Tok BN.com)
JOMBANG, BIDIKNASIONAL.com – Pencitraan adalah usaha untuk menonjolkan citra diri yang baik kepada publik. Kesan pencitraan ini sendiri biasanya diduga terkesan buruk karena banyak yang kemudian mempraktekannya dengan kebohongan dan berlebihan. Pencitraan adalah segala upaya yang mengedepankan sebuah ” Citra” yang positif untuk menjaga kedudukannya jangan sampai dapat penilaian yang kurang baik di mata publik.
Seperti contohnya jika ada seorang pejabat/ politikus yang berduit biasanya memiliki atau disokong oleh sekelompok pendukung dari dunia maya yang bertugas untuk menebar citra positif seorang pemimpin. Orang- orang tersebut mendapat sebutan sebagai buzzer.
Seperti di Sekretariat DPRD Jombang atau Setwan saat ini sedang disorot karena diduga melakukan pencitraan, yang seolah olah kinerjanya baik dan positif, padahal di lembaga itu sekarang disorot soal penggunaan anggaran yang diduga masuk kantong pribadi oknum di lembaga tersebut.
Rachman Alim aktivis LSM Sapujagad mengatakan, ” lha wong yang namanya pejabat itu tugas dan fungsinya menjadi pelayan masyarakat, jika dipikir secara logika akal sehat, pejabat sebagai pelayan masyarakat itu artinya masyarakat lebih tinggi kedudukanya dari pejabat. Karena seragam yang dia pakai, mobil dinas yang dia naiki, dan makanan yang sehari hari dia nikmati itu bersumber salah satunya dari pajak yang dibayar oleh rakyat, terus pencitraan itu ditujukan ke siapa? masyarakat?” Tanya Rachman Alim.
“Sudahlah kalau jadi seorang pejabat, siapapun dan apapun jabatanya, jangan menyibukkan diri demi pencitraan. Fokuslah dalam bekerja sesuai dengan sumpah jabatan yang pernah diucapkan. Kalau memang kinerjanya bagus sesuai dengan peraturan dan taat terhadap aturan, maka dengan sendirinya apresiasi akan datang, ingatlah karena jabatanmu, banyak mata yang mengawasimu, ” ujar Rachman Alim.
Sementara Bambang Sriyadi Sekwan DPRD Jombang ketika akan dikonfirmasi terkait dengan pencitraan di lembaganya sampai saat ini belum berhasil ditemui.
Laporan: tok
Editor: Budi Santoso