Pj. Walikota Mojokerto foto bersama jamaah ‘Megengan’ (dok.foto: ist)
MOJOKERTO, BIDIKNASIONAL.com -‘Megengan’ adalah sebuah tradisi upacara umat islam Indonesia untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yang biasanya di gelar di Masjid atau Musholla. Namun kali ini perayaan Megengan diselenggarakan bersama di Pendopo Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Sabtu (10/03/24).
Acara tradisi luhur umat islam di Jawa berupa Megengan ini, merupakan ajaran budi luhur hubungan antara sang pencipta dan hubungan sesama makhluk. Dalam acara ‘Megengan’ yang dihelat di pendopo Pemkot Mojokerto, Mohmmad Ali Kuncoro selaku PJ. Walikota Mojokerto memberikan kata sambutan.
Mas. Pj. Walikota sapaan akrap Mohmmad Ali Kuncoro, menyatakan bahwa dengan di selenggarakannya kegiatan Megengan di Pendopo Pemkot Mojokerto ini, sebagai wujud seriusnya pemerintahan untuk mempertahankan tradisi luhur yang mempunyai nilai kepribadian seseorang yang luhur dalam ukhuwah islamiyah, ukhuwah basyariyah dan ukhuwah wathoniyah.
“Kami mengajak kepada semua yang ikut dalam acara Megengan, untuk mempersiapkan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Apalagi kota Mojokerto tingkat kesholihan sosial sudah mencapai angka 95,08% ini pertanda kerukunan basyariyah, kerukunan sesama umat islam dan wathoniyah bagus,”kata Mas PJ walikota.
Dalam kesempatan juga ia mengatakan, setiap Megengan itu ada sebuah kue yang bernama Apem. Kalimat Apem itu daru bahasa arab afwan yang berarti meminta maaf, memaafkan. “Ini filosofi kehidupan dalam sebuah rajut ukhuwah,” katanya.
Di hadapan para undangan Megengan yang kali pertama di selenggarakan di pendopo Pemkot Mojokerto, ia menandaskan bahwa, sebuah wujud tresno/senang terhadap para petugas yang masih muda-muda dalam menjalankan tugas yang penuh semangat dan berintregritas tinggi.
Acara Megengan ini menghadirkan kyai kharismatik kota Mojokerto, KH. Shodikin Marzukon untuk memberikan siraman rohani dan memimpin do’a acara Megengan. Tampak hadir acara tersebut, Sekda Mojokerto, para kepala OPD, dan asisten Walikota. (Adv)
Laporan: Husnan
Editor: Budi Santoso