Diduga Gunakan Besi Banci, Dua Proyek Dari APBD Provinsi Lampung Senilai 27 M di Way Kanan Terancam di Stop Warga
WAY KANAN, LAMPUNG, BN-Pengerjaan dua paket proyek jalan provinsi berupa rigit beton senilai Rp 27 miliar lebih di Way Kanan terancam disetop warga, karena diduga terjadi banyak kejanggalan dan tidak sesuai bestek.
Proyek pertama dikerjakan PT Segitiga Permai Perkasa, berupa peningkatan jalan ruas Blambangan Umpu-Sri Rejeki senilai Rp 11.100.850.000 dan proyek kedua dikerjakan PT Indoteknik Prima Solusi, berupa pembangunan ruas jalan Sri Rejeki-Pakuan Ratu senilai Rp16.587.210.000.
Warga setempat menuturkan, kedua proyek itu diduga dikerjakan tidak sesuai bestek, terutama besi untuk kerangka cor-coran yang memakai besi ukuran 8 dan 10 inci banci.
“Masyarakat akan menghentikan pekerjaan itu, karena diduga tidak sesuai dengan bestek dan adanya permainan oleh pihak rekanan. Ukuran besi yang mereka pakai diduga tidak sesuai bestek. Masak pakai besi 8 dan 10 banci, gimana mau kuat jalannya,” kata warga yang minta tidak ditulis namanya ini, kemarin.
Ia pun juga mempertanyakan adukan semen untuk cor rigit beton, yang diduga tidak sesuai dengan ketentuan secara umum.
“Yang perlu mereka ketahui tidak semua masyarakat itu bodoh. Kami hanya ingin jalan yang dibangun bagus dan kuat itu saja,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, masyarakat akan menghentikan proyek tersebut dan membawa kasusnya ke DPRD agar kontraktornya dipanggil. Dengan demikian, pekerjaan proyek bisa dikerjakan kembali sesuai bestek.
Warga Blambangan Umpu, A Kuntar menambahkan semestinya kontraktor mengerjakan proyek jalan rigit beton itu sesuai bestek. Sehingga bisa bertahan lama.
“Apalagi anggaran proyek yang berasal dari APBD Provinsi Lampung itu cukup fantastis, dimana besaran anggaran lebih dari Rp 27 milliar. Seharusnya dengan anggaran yang sebesar itu pekerjaannya harus bagus lah, bukannya asal-asalan tidak sesuai dengan spesifikasi tehnik,” kata Kuntar.
Menurutnya, buruknya kualitas pelaksanaan proyek rigit beton dan diduga tidak sesuai dengan bestek dikarenakan lemahnya pengawasan. Ia menambahkan, masalah besi coran yang digunakan juga harus sesuai bestek, agar kondisi jalan bisa kuat dan bertahan lama. (Arye)