Launching Wisata Budaya Konservasi Alam Papringan Wisanggeni
Sejumlah atraksi hiburan destinasi wisata Budaya dan Konservasi Alam Papringan Wisanggeni (foto: tim)
TEMANGGUNG, BIDIKNASIONAL.com – Pasca Pandemi Covid, warga lereng Gunung Sumbing menggeliat dengan menciptakan destinasi wisata baru. Dinamai Wisata Budaya dan Konservasi Alam Papringan Wisanggeni.
Lokasi wisata berbasis pedesaan ini terletak di Dusun Limbangan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung.
Lahan lokasi wisata adalah kebun bambu seluas satu hektar milik warga setempat. Konsepnya tetap mempertahankan kebun bambu yang dilengkapi dengan panggung kesenian. Disejumlah sudut dilengkapi dengan stan UMKM warga desa.
Kelak ke depan, Papringan Wisanggeni harapan dan keinginan menjadi tujuan pelancong dari berbagai daerah, yang menginginkan wisata bernuansa orisinil desa. ” Kembali mengingat, dengan pola kehidupan masa lalu.
Menurut Kepala Desa Tanjungsari, Drs. Bandrio Susilo Utomo, gagasan wisata ini sudah lama ingin diwujudkan warganya. Pandemi selama dua tahun, sempat hampir membuyarkan harapan mereka.
“Kemudian ternyata ada hikmahnya. Sekarang bisa dilaunching Wisata Papringan Wisanggeni dengan segala potensi yang dimiliki desa. Kami ingin desa ini warganya sejahtera dengan membangun sadar wisata. Konten budaya kesenian tradisional ada, potensi alam masih asri, sejuk dan menarik.
Itulah kekuatan desa untuk mengubah kondisi statis menjadi lebih atraktif dengan wisata satu ini,” tutur Bandrio penuh harap.
Launching Wisata Papringan Wisanggeni dihadiri ratusan pengunjung. Sejumlah atraksi hiburan dihelat di tengah kebun bambu. Pengunjung menikmati tarian kubro, kuda kepang anak-anak, permainan musik gamelan, akustikan dari Villa Coustik yang menawan dan hiburan lainnya.
Kades Bandrio memproyeksikan, wisata yang digagas oleh Rizal warga Dusun Limbangan ini, bakal dilengkapi gasebo sebagai rest area pengunjung dan stand UMKM yang lebih artistik. Lansekap kebun bambu masih ditata lebih nyaman bagi pengunjung.
Laporan: Ahmad Mukhlis/rilis
Editor: Budi Santoso