Penyampaian aspirasi soal patok program PTSL yang belum selesai, sempat terjadi kericuhan antar warga setempat, Selasa (03/01)// (Foto.dok: Bang IPUL / Tian)
LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com – Pertanyakan pematokan tanah program Pendaftaran Tanah Sitematis Lengkap (PTSL) yang belum selesai. Puluhan warga Desa Putatkumpul Kecamatan Turi, Lamongan menggeruduk pendopo kantor balai desa setempat.
Dengan penjagaan ketat aparat Kepolisian Polsek Turi dan puluhan Polres Lamongan bersama TNI. Sebelumnya, warga melakukan orasi di depan kantor balai desa Putatkumpul, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Kedatangan warga menyampaikan aspirasi dan meminta agar kepala desa dan ketua BPD mundur dari jabatannya, dikarenakan banyak persoalan yang hingga kini belum terselesaikan, diantaranya, persoalan PTSL, Dana Desa, Dana Hibah dan proyek desa lainnya.
“Kami menganggap ia dan BPD tidak becus (tidak berhasil) dalam bekerja. Terus terang kami sangat kecewa dengan kepemimpinan bapak kades yang sekarang.
Jika tidak bisa bekerja untuk kepentingan masyarakat, mohon sekiranya untuk mundur saja,” teriak Miftah Zaini perwakilan warga setempat, saat menyampaikan aspirasinya, Selasa (03/01).
Selanjutnya, puluhan warga Putatkumpul tersebut akhirnya di bolehkan masuk ke pendopo kantor desa Putatkumpul untuk dilakukan mediasi dalam menyelesaikan persolan yang ada.
Diungkapkan Miftah, aspirasi warga ini yang pertama terkait dengan janji politik kepala desa untuk mewujudkan lapangan volly, namun faktanya sampai dengan hampir empat tahun ini belum ada realisasikannya.
Kedua, kata Miftah, terkait pematokan batas tanah tiap bidang dari program PTSL yang belum ada direalisasikan, padahal programnya sudah selesai dua tahun yang lalu. Persoalan itu, disampaikan dia, juga sudah ia laporkan ke unit III Polres Lamongan, tetapi hasil akhirnya tidak memuaskan.
“Laporan kami dianggap tidak memenuhi unsur pidananya. Sehingga kami bersama warga menuntut kepada kepala desa segera mengadakan atau melakukan pematokan.
Dengan klasifikasi yang hampir 1.500 bidang yang hanya ada 5 persen terpasang, jadi sekitar 1.400 bidang yang belum terpasang,” katanya.
Selain itu, dikatakan, sebenarnya bukan hanya persoalan itu saja yang selama ini menjadi rumor warga setempat, banyak proyek di desa Putatkumpul yang seolah tumpang tindih, ada banyak kegiatan yang sumber dananya entah itu dari dana desa, dana hibah atau BKPD.
“Kami sudah mengecek semua kegiatan tersebut, semuanya terkesan dikerjakan asal-asalan. Warga tidak mau punya pemimpin atau kepala desa yang korup, itu adalah uang negara termasuk uang rakyat juga, dari kita bayar pajak dan sebagainya,” ungkapnya.
Berkaitan dengan hasil mediasi dengan Muspika Kecamatan Turi, disampaikan Miftah, Kepala Desa berjanji akan segera membuat patok-patok yang akan segera dipasangkan di semua bidang dari program sertifikat PTSL di desa Putatkumpul.
Diketahui, berdasarkan pantauan wartawan kantor berita Bidik Nasional di lokasi, saat mediasi berlangsung sempat ricuh, warga yang diduga massa kades yang berada diluar merangsek masuk ke kantor balai desa, dengan sigap aparat Kepolisian segera di bantu TNI segera menenangkan situasi.
Terpisah, Syukron Makmun Kepala Desa Putatkumpul usai mediasi dengan warga megatakan, ada dua aspirasi warga yang disampaikan kepada pemerintah desa, yakni ada dua item terkait PTSL dan pengadaan lapangan volly desa.
Terkait PTSL, ujar Syukron, pihaknya tetap membuka diri ketika nanti tanah-tanah warga yang berbatasan masih bermasalah, ia siap turun ke lapangan untuk melakukan pengukuran. Tidak ada biaya sama sekali, baik kasih amplop dan lain-lain, rokok ia hilangkan semua.
Lebih lanjut, nanti akan kita indentifikasi warga yang memang masih ada masalah batas tanahnya dengan sebelah-sebelah itu, (batas tetangga tanah) dan kita akan komunikasi. Termasuk sertifikat yang hilang itu akan kita bantu, untuk proses kehilangan penerbitan ulang,” ujar Kades Syukron.
Meski demikian, menurut Syukron, nanti akan dikomunikasikan dengan pokmas (kelompok masyarakat), karena itu wewenang daripada pokmas sebagai panitia pelaksana PTSL. Sedangkan, imbuh Kades, terkait dengan lapangan bola volly, progresnya pasti akan terwujud di tahun 2023 ini.
“Untuk kondusifitas desa, kata dia, kita berharap Insya’Allah secara keseluruhan 1.500 bidang sertifikat itu kan berhasil, bahkan separuhnya ke bank semua (sebagai jaminan pinjaman).
Oleh karena itu, dengan biaya yang sedikit murah itu dalam hal ini PTSL, kita berupaya warga juga bahagia mendapatkan sertifikat itu. Kalau memang ada masalah sengketa, ya kita selesaikan,” pungkasnya.
Penulis : Bang IPUL / Tian
Editorial : Budi Santoso