Anggota MPR Haerudin : Bila Tidak Dijiwai, Lima Nilai Luhur Pancasila Akan Tak Bermakna

GARUT, JABAR, BN – Pancasila memiliki kandungan lima nilai luhur yang hidup dalam masyarakat nusantara. Tetapi jika ke lima nilai tersebut tidak dipahami serta tidak dijiwai oleh para pemimpin bangsa maka nilai itu niscaya tidak akan bermakna apa-apa.
Demikian disampaikan anggota MPR RI, Haerudin, S.Ag, MH dihadapan ratusan peserta sosialisasi empat pilar yang berlangsung di Padepokan Manda Agung Kampung Baru Desa Mandalakasih Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut, Rabu (18/7).
Ditambahkan Haerudin, ke lima nilai-nilai luhur pancasila bukan hanya sekedar dibuat melainkan melalui proses penggalian yang mendalam oleh para pendiri bangsa.
“Jika ke lima sila pancasila dapat dipahami dan dijiwai oleh pemimpin bangsa, maka sejatinya nilai-nilai itu akan menjadi runway tersampaikannya cita-cita bangsa dan negara,” paparnya dalam rilis yang diterima redaksi kemarin.
Seperti dikutip dalam Pembukaan UUD 45, bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Lalu pada paragraf berikutnya, dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Menurut legislator Fraksi PAN ini pada alinea kedua terdapat kalimat “mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
Hal itu menurutnya memiliki makna bahwa, kita sebagai rakyat bangsa Indonesia sesungguhnya belum merdeka secara murni dengan kata lain belum mendapatkan kemerdekaan sejati.
“Pada kalimat itu secara tegas menyebutkan para tokoh dan pejuang 45 terdahulu baru menghantarkan rakyat Indonesia “ke depan pintu gerbang kemerdekaan”.Untuk itu maka tugas kitalah sebagai generasi penerus bangsa Indonesia ini untuk meneruskan perjuangannya sehingga dapat segera mewujudkannya,” tegasnya yang disambut aplaus dari peserta.
Yang tidak kalah pentingnya lagi, ungkap Haerudin yang terpilih dari dapil XI (Kabupaten Garut, Kota/Kab. Tasik) perlu pembaharuan cara pandang untuk menyegarkan pemahaman akan nilai-nilai luhur. Maka itu, dibutuhkan ruang diskusi atau dialog publik menyoal cara pandang yang dimaksudnya.
Hal itu, lanjutnya agar selain dapat membangun semangat kajian dalam melihat pada perspektif situasi dan kondisi saat ini, juga bisa mengedukasi prilaku dan karakter dalam berdemokrasi.
“Sebuah nilai harus hadir dalam realitas denyut nadi kehidupan dan jangan ada di ruang hampa. Semoga ke depan kita mampu membawa nilai-nilai luhur ini hingga bisa mengejawantahkannya,” tuturnya.
Ditambahkannya, bila ke lima nilai-nilai dapat terejawantahkan maka akan menjadi alas pijak kehidupan bangsa Indonesia. (red)