RS Wiyung Sejahtera Siap Layani Lonjakan Peserta BPJS Kelas 3
SURABAYA, JATIM, BN-Terkait penyesuaian iuran peserta JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan tercatat cukup tinggi, disatu sisi gerakan turun kelas masyarakat semakin gencar, baik dari kelas 2 menjadi kelas 3 atau dari kelas 1 menjadi kelas 2 atau kelas 3.Kondisi ini pada akhirnya akan meningkatkan jumlah peserta dan pasien kelas 3.
Menanggapi hal ini, Rumah Sakit Wiyung Sejahtera (RSWS) Surabaya, melalui Direktur utamanya , dr. Eko Wahyu Agustin MM menyatakan siap untuk mengantisipasi adanya lonjakan jumlah pasien BPJS kelas 3,dengan memaksimalkan semua kamar yang dimiliki.
“Selama ini sebenarnya yang paling banyak berobat di RSWS adalah kelas 2 dan kelas 3. Namun seiring dengan adanya penyesuaian iuran BPJS dan adanya kemungkinan melonjaknya pasien kelas 3 akibat penyesuaian iuran itu, kami siap dan sudah mengantisispasinya,” terangnya disela kegiatan Gathering Korporasi dan Asuransi RS Wiyung Sejahtera, di Hotel Ibis Center Surabaya, Jumat (15/11/2019).
Agustin juga menjelaskan, saat ini, bila memang diperlukan, walau pasien itu kelas 3, maka RS akan membuka kamar yang ada.
“Pada prinsipnya, sebisa mungkin kita tidak menolak pasien. Kecuali memang benar-benar terpaksa. Kondisi terpaksa disini, semisal seperti ada pasien dan tempat tidurnya ada, tapi peruntukannya tidak sesuai, ” ujarnya.
“Misalnya ada tempat tidur 2, tetapi sebelahnya itu anak-anak, sementara yang mau masuk itu ibu-ibu atau bapak-bapak. Ya gak mungkin kita ngotot dicampur jadi satu, karena kita tetap memperhatikan keselamatan pasien dan memperhatikan privasi pasien,” imbuh Agustin.
Selanjutnya, Direktur utama RSWS ini menjelaskan tentang pasien peserta BPJS yang ingin melakukan upgrade kelas dari kelas 3 jadi kelas 2, kelas 2 ke kelas 1, atau kelas 1 ke VIP.
“Pada prinsipnya RS Wiyung Sejahtera tidak ada masalah.Tetapi ya tetap harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan BPJS, seperti program urun biaya. Namun demikian seringkali hal ini menjadi masalah, karena pasien menolak adanya urun biaya dan merasa kurang sosialisasi. Hal ini tak jarang kemudian memunculkan kesan bahwa RS menolak. Padahal RS hanya mengikuti aturan BPJS,” ungkap Agustin.
Sementara Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Surabaya, dr. Herman Dinata Mihardja, AAAK menilai ketersediaan kamar untuk kelas 3 di berbagai rumah sakit relative tidak ada masalah karena memang saat ini jumlah peserta kelas 3 memang yang terbanyak.
“Saat ini kan peserta JKN wilayah Surabaya yang kelas 3 ada sekitar 1,2 juta orang dan bisa terlayani. Kalaupun ada perubahan kelas dari kelas 2 maupun kelas 1 menjadi kelas 3 rasanya masih bisa teratasi,” terangnya.
Apalagi, lanjut Herman, bila memang kelas 3 penuh, maka peserta bisa mendapatkan pelayanan kelas 2 tanpa ada tambahan biaya oleh peserta.
“Ini kalau memang ketersediaan kamar kelas 3 penuh. Kalau atas permintaan peserta, ya ada hitungannya melalui urun biaya,” tandas Herman.
Dalam rangka meningkatkan mutu layanan dan mempererat hubungan antara RS dan client, RS Wiyung Sejahtera secara rutin tahunan menggelar acara gathering bagi pihak-pihak yang selama ini sudah bekerjasama dengan RS. untuk kali ini, RSWS kembali menggelar gathering dengan Korporasi dan Asuransi, untuk meningkatkan hubungan yang sudah terjalin selama ini agar tetap harmonis dan bisa lebih baik lagi
Selain itu, menurut Agustin, kesempatan ini juga dipergunakan untuk menjaring kebutuhan asuransi atau perusahaan yang selama ini sudah bekerjasama dengan RS Wiyung.
“Apa yang bisa ditindak lanjuti sehingga akan jadi dasar dari pengembangan pelayanan di RS Wiyung Sejahtera.
Melalui pertemuan ini, kita harapkan bila ada kendala-kendala yang terjadi di lapangan, bisa kita cari titik tengahnya, agar permasalah itu tidak menjadi halangan yang berarti, untuk pelayanan karyawan, staf ataupun masyarakat yang berkunjung di RS Wiyung Sejahtera,” tekadnya.
Dalam acara gathering korporasi dan asuransi ini RSWS melakukan re-sosialisasi program dan fasilitas yg ada di RSWS, serta memberikan kesempatan kepada peserta untuk cek kesehatan (tekanan darah, diabetes dan gula darah, red).
Kegiatan ditutup dengan talkshow kesehatan yang dimediatori oleh dr Adianti, psikiater RSWS, bertemakan “Sakit Mental, Akankan Menjadi Sakit Fisik ataukah Sebaliknya” . (boody/men)