KALTENG

Dorong Tingkatkan Kualitas Karet Petani

PURUK CAHU, KALTENG, BN-Rendahnya harga jual karet Petani juga berpengaruh terhadap kualitas karetnya, jika kualitas karet sangat baik tentu harga bisa menyeimbangi harga.

Anggota DPRD Kabupaten Murung Raya (Mura) Heriyus, SE, meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Mura melalui dinas terkait supaya sering melakukan pelatihan dan memaksimalkan pembinaan kepada petani karet.

“Maksudnya apa yang diinginkan pemerintah, baik saol kualitas karetnya baik itu bisa dilakukan oleh petani kita. Karena sekarang ini kita ketahui harga karetnya masih lemah, terlepas dari harga karet dunia yang katanya juga anjlok harga, juga berpengaruh pada kualitas,” ungkap Heriyus, Kamis 15 Oktober 2020.

Disampaikan Heriyus, jika kualitas karet cukup tentu harganya tidak asal maunya pembeli atau pengepul, sehingga kondisi ini juga perlu perhatian, oleh karena itu dirinya meminta supaya melalui kelompok-kelompok tani yang ada bisa kembali disampaikan agar memperhatikan kualitas karet.

“Kami yakin Distanik sudah sering menyampaikan hal ini (kualitas), namun kita jangan merasa sudah cukup atas apa yang kita sampaikan. Lakukan kembali, dan sampaikan kepada mereka (petani), cara yang diinginkan supaya kualitas karet itu baik,”Ujarnya.

Hal itu dilakukan, lanjut politikus PDI Perjuangan ini, sebagai upaya untuk meningkatkan harga jual karet itu sendiri, sehingga masyarakat petani dapat hasil yang baik ketika melakukan usaha mereka untuk kehidupan sehari-hari.

“Karena di Kabupaten Mura, mayoritas masyarakat kita pekerjaan petani, petani karet belakangan ini selalu mengeluh dengan harga jual yang hamper tidak bisa menutupi kebutuhan mereka sehari-hari, inilah tantangan bagi pemerintah bagaimana mensiasatinya,” tutur Heriyus.

Heriyus mencontohkan pengelolaan karet yang baik dan benar banyak terdapat di daerah Sumatera, dimana saat ini di daerah itu harga jual karet tembus Rp.12.000/Kilogram.

“Mengapa di Sumatera harga karet tembus Rp 12.000 sedangkan di daerah kita ini masih berkisar,Rp 5.000 hingga Rp 6.000 saja, padahal karet ini merupakan mata pencarian pokok masyarakat kita secara turun temurun,” tandasnya. (Juven)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button