Remaja Harus Menjadi Prioritas Program Bangga Kencana
SURABAYA, JATIM, BN-Remaja memang harus menjadi prioritas program apapun, khususnya program Bangga Kencana. Hal ini karena beberapa hal, yaitu Populasi remaja sangat besar, 50% dari jumlah penduduk saat ini adalah generasi millennial dan zilenial dan 50% nya adalah penduduk usia 10-24 tahun/remaja).
Hal tersebut dikemukakan Oleh Kaper BKKBN Jatim Sukaryo Teguh Santoso saat membuka acara Rakornis yang membahas masalah Bangga Kencana Selasa (9/3 ) di kantor BKKBN Jatim.
Artinya, labjut dia 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah Remaja. Dijelaskan pula, kehidupan remaja saat ini membutuhkan bimbingan.
“Perwujudan Keluarga Berkualitas sangat tergantung dari kualitas kehidupan di usia remaja. Dan menyongsong Bonus Demografi yang puncaknya akan kita alami pada tahun 2030, apakah merupakan peluang atau bencana, itupun sangat ditentukan oleh kualitas remaja saat ini,” terangnya.
Lebih jauh Teguh menjelaskan bahwa dalam Rakornis kali ini membahas tentang Percepatan penurunan Stunting menjadi tema utama, karena isu stunting merupakan tantangan terbesar dalam mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
“Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,7 %,, merupakan urutan ke-4 Dunia. Jumlah ini masih jauh dari standar WHO yang seharusnya di bawah 20 persen. Meskipun sudah mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 29 %, namun penurunannya masih lambat, yaitu rata-rata 0,3% per tahun, yaitu masih dibawah scenario pesimis.
Sesuai dengan STRANAS Percepatan Penurunan Stunting bila menggunakan scenario pesimis 1-1,5%; moderat 1,5 – 2%; dan scenario optimis 2- 2,5%,” terangnya.
“Bapak Presiden RI beberapa waktu yang lalu telah menegaskan agar pada tahun 2014, Balita stunting di Indonesia tidak lebih dari 14 %. Artinya bahwa selama selama 3,5 (tiga setengah) tahun kedepan kita harus mampu menurunkan 13,7 % atau rata-rata 4 % per tahun.
Untuk mencapai kondisi tersebut tentunya dibutuhkan kerja keras, kerjasama, kolaborasi dan upaya operasional di akar rumput,” jelasnya.
Teguh menambahkan Hasil penelitian di 137 negara berkembang, faktor penyebab terjadinya stunting, antara lain, Nutrisi ibu selama hamil, kehamilan usia remaja, interval kelahiran pendek, produksi ASI yang tidak memenuhi kebutuhan bayi, rendahnya kualitas MPASI, infeksi berulang dan faktor lingkungan. Kondisi ini ditandai dengan pelambatan kenaikan berat badan pada 1.000 hari kehidupan pertama (HPK).
Dalam upaya pencegahan Stunting Program Bangga Kencana memiliki peran besar melalui program-program teknisnya antara lain, GenRe (PKBR), Pengaturan Kelahiran/ kehamilan, Pembinaan Ketahanan Keluarga, dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.
“Dalam mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia tahun 2014 sebesar 14 %, BKKBN melalui program Bangga Kencana menfokuskan pada intervensi hulu yang bertujuan untuk mencegah lahirnya bayi stunting baru,” terangnya.
Ada lima strategi yang telah disusun dalam penurunan stunting, yaitu Mencegah kelahiran bayi berpotensi stunting, Pengasuhan 1000 HPK, Memperkuat basis data intervensi dan monitoring stunting, Promosi dan Pelembagaan keterlibatan masyarakat, dan Kemitraan penanganan stunting.
Ke-5 strategi ini didukung oleh 12 Kegiatan Prioritas.
Teguh menyampaikan bahwa pada tahun 2021, Pemerintah telah menargetkan pencapaian sasaran strategis program Bangga Kencana Provinsi Jawa Timur, yaitu: menurunkan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) menjadi 1,91 per-1000 WUS.
Angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19) menjadi 30 kelahiran per 1000 WUS usia 15- 19 tahun, meningkatkan prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive prevalence rate/mCPR) menjadi sebesar 65,66 persen, menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) menjadi 7,18 persen, dan meningkatkan median usia kawin pertama perempuan menjadi 21 tahun.
“Untuk mencapai sasaran tersebut, kami membutuhkan dukungan bapak/ ibu mitra kerja BKKBN sampai dengan akar rumput. Pencapaian sasaran tersebut dalam rangka percepatan penurunan stunting di Jawa Timur,” harap Teguh.
Terkait program Pendataan Keluarga (PK) BKKBN tahun 2021, Teguh meminta dukungan kepada semua pihak untuk mensukseskan Pendataan Keluarga 2021. “1 April sampai 31 Mei 2021, kami akan melaksanakan Pendataan Keluarga dan akan menyasar seluruh keluarga di Jawa Timur kurang lebih 12,8 juta keluarga. PK 21 ini sebagai upaya untuk menyiapkan data dan informasi mikro tentang keluarga yang akan digunakan untuk operasional program Bangga Kencana di lapangan . Kami mohon dukungan Bapak/Ibu untuk mensukseskan PK2021,” demikian Teguh. (dji)