Tim Puslitbang Polri Kunjungi Polresta Mamuju Lakukan Penelitian Efektivitas Implementasi SOTK
MAMUJU, SULBAR, BN — Polresta mamuju kembali dikunjungi Tim Pusat penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Polri dalam rangka melaksanakan kegiatan Penelitian tentang Efektivitas Implementasi SOTK (Susunan Organisasi Dan Tata Kerja) Pusinavis Bareskrim Polri di kewilayahan.
Kedatangan Tim disambut oleh Kapolresta mamuju Kombes Pol Iskandar, S.H., S.I.K. Bersama Waka Polresta mamuju AKBP Arianto, S.E., M.M. beserta Pejabat utama Polresta mamuju lainnya di Mapolreta mamuju, Selasa (22/06/2021).
Tim Puslitbang di pimpin oleh Kasubbag SDM Inavis Polri AKBP Rudy Hartono, S.IP., M.M. didampingi Dr. Godfrid Hutapea, S.E, M.Si. selaku konsultan STIK lemdiklat Polri, Bersama Pembina TK.1 Budi Triyanto, S.Sos Dan Juru TK.1 Dedi Hidayat.
Waka Polresta mamaju AKBP Arianto saat membuka acara di aula wirasatya 96 Polresta mamuju mengatakan Penelitian dan supervisi tentang efektivitas implementasi SOTK Pusinavis Polri ini perlu dilakukan di setiap wilayah guna pengumpulan data dan masukan terkait pembenahan dan pengelolaan struktur kelembagaan inavis polri ditingkat polda, polres dan polsek secara terpadu.
“Selain sebagai data, Tim ini juga akan meneliti terkait struktur kelembagaan inavis di polresta mamuju, termasuk aspek kemampuan, kapasitas, dan kapabilitas inavis polresta mamuju” Ujar AKBP Arianto.
Dalam sambutannya Ketua Tim Peneliti AKBP Rudy menyampaikan bahwa keberadaan Unsur ferensik kepolisian sudah bukan sebagai unsur pendukung dalam SCI (Scientific Crime Investigation) Melainkan sudah merupakan bagian utama dalam SCI itu sendiri.
“Forensik sebagai bagian dari SCI merupakan bentuk pelayanan masyarakat yang bekerja berdasarkan pembuktian ilmiah, sehingga keabsahan pembuktian atau produknya dapat dinyatakan legal dan berkekuatan hukum” Terang AKBP Rudy.
Pelaksana Forensik Di tingkat Polda saat ini sudah terbentuk Labfor (labolatorium forensik) sedangkan di tingkat polres/ta sendiri saat ini di emban oleh Unit Identifikasi satuan reserse kriminal.
Beberapa hambatan atau kendala yang dialami oleh inavis tingkat polres, adalah wilayah demografi yang memiliki jarak tempuh yang cukup jauh dengan laboratorium forensik yang berada di tingkat polda.
Contoh hambatan yang terjadi saat ini di lingkungan Polda sulbar, Labolatorium forensik berada di kota makassar Provinsi sulawesi selatan, jarak tempuh antara Polresta mamuju dengan Makasaar 460 kilometer sehingga efektivitas penanganan perkara dalam mendukung proses penyelidikan dan penyidikan tindak pidana terhambat waktu dalam penetapan hukum alat bukti, serta hambatan tugas lainnya.
“Dalam penyesuaian struktur organisasi sudah menjadi kebutuhan terbentuknya forensik ditingkat polres guna mendukung efektivitas, objektifitas, independensi, profesionalitas dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas pengembangan fungsi identifikasi pada satuan reserse kriminal, sehingga masyarakat merasa puas dengan pelayanan kasus yang ditangani khususnya fungsi identifikasi satuan reserse kriminal” Ucap Waka Polresta mamuju AKBP Arianto.
Penelitian yang dilakukan oleh puslitbang menggunakan Metode pengumpulan data dari Responden serta metode Focus Group Discussion (FGD), hal ini dilakukan untuk menguatkan fakta-fakta pelaksanaan pelayanan, kemudian bisa memberikan timbal balik berupa masukan yang baik sebagai penunjang tugas Kepolisian dikemudian hari.
“Hasil dari penelitian ini tentunya sebagai produk laporan kepada pimpinan Polri guna menentukan kebijakan dalam merumuskan struktur kelembagaan Inavis ditingkat Polda, Polres, dan Polsek yang ideal dan sesuai kebutuhan” Tutup AKBP Rudy. (bahri)