BANJAR, BIDIKNASIONAL.com – Proyek Pembangunan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis Jebol.
Berawal dari limpahan air Sungai Citanduy yang masuk ke area pekerjaan tubuh bendungan menyebabkan aktivitas pekerjaan dihentikan sementara.
Tepat selama kejadian berlangsung dipastikan bahwa tidak terdapat korban jiwa baik dari pekerja maupun operator yang bekerja pada Proyek Bendungan Leuwikeris Paket 1. Namun dikarenakan kenaikan muka air sungai yang melebihi elevasi sensor AWLR Cirahong menyebabkan alat sensor tersebut menjadi mallfungsi sehingga berakibat terdapat 11 unit alat berat yang tidak dapat dilakukan evakuasi dari 27 unit alat berat yang bekerja pada lokasi proyek bendungan.
Dilansir dari Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Konstruksi Bendungan Leuwikeris mulai dikerjakan sejak 2016 melalui lima paket pekerjaan. Paket I dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan-PT Bahagia Bangun Nusa (KSO) untuk konstruksi tubuh bendungan utama (main dam), temporary cofferdam, dan fasilitas umum dengan progres fisik 60,74% hingga 22 Maret 2022.
Paket II oleh PT Waskita Karya – PT Adhi Karya (KSO) untuk galian bangunan pelimpah (spillway) dengan progres selesai 100%.
Paket III dikerjakan oleh PT Hutama Karya untuk pekerjaan terowongan pengelak (tunnel diversion), pembangunan jalan akses, dan Jembatan Citanduy dengan progres selesai 100%.
Paket IV berupa pembetonan spillway, pekerjaan electrical dan hydromechanical, perkerasan jalan akses, dan pembangunan Jembatan Cihapitan oleh PT Waskita Karya – PT Hutama Karya- PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) dengan progres 99,56%.
Selanjutnya Paket V dikerjakan oleh PT Waskita Karya – PT Adhi Karya (KSO) berupa pembetonan terowongan pengelak, pembetonan bangunan pengambilan (inlet dan outlet), penggalian shaft intake, dan pembangunan Jembatan Cikembang dengan progres selesai 100%. Secara keseluruhan progres pekerjaan gabungan pembangunan Bendungan Leuwikeris untuk paket I hingga paket V mencapai 87,24% dengan target selesai tahun 2023.
Bendungan Leuwikeris didesain memiliki kapasitas tampung cukup besar yakni 81,44 juta m3 (+sendimen) dan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 646 km2 dengan total biaya sekitar Rp2,8 triliun. Setidaknya terdapat 5 manfaat dari dibangunnya Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis yakni untuk menyuplai air irigasi Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara di Ciamis seluas 6.600 hektare dan DI Manganti di Cilacap seluas 4.616 hektare.
Untuk menyediakan air baku sebesar 845 liter/detik bagi Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis. Selanjutnya mereduksi banjir sebesar 11,7% dari 509,7 m3/detik menjadi 450,02 m3/detik, potensi menjadi sumber daya listrik untuk PLTA sebesar 20 megawatt (MW), destinasi pariwisata serta kawasan konservasi air tanah, dan perikanan.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy ( BBWS ) Bambang Hidayah, M.E. ketika wartawan hendak mengkonfirmasi terkait jebolnya Bendungan Leuwikeris, tidak ada di tempat karena sedang mengadakan perjalan dinas ke Jakarta.
Disisi lain, Rahmat Syah, Humas BBWS Citanduy menyampaikan bahwa memang sebelumnya terjadi hujan lebat pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00 WIB dengan kenaikan muka air sungai di atas elevasi inlet Terowongan yang melimpas pada tanggul inlet terowongan dan masuk ke area tubuh bendungan.
Status tanggap darurat telah dilakukan oleh segenap Tim Proyek Pembangunan Bendungan Leuwikeris, dan telah melakukan persiapan untuk penanggulanan dengan pembuatan jalan akses menggunakan material rockfill menuju arah hulu inlet dari Sisi Tasikmalaya ke Ciamis untuk kemudian dilakukan penyediaan material timbunan untuk penutupan area yang tergerus oleh limpasan banjir.
Selain itu ketika tanggul sudah mulai tersambung kata Rahmat, akan segera ditindak lanjuti dengan dengan dewatering serta pembersihan pada area kerja bendungan, sehingga pelaksanaan pekerjaan tubuh bendungan dapat dilaksanakan kembali.
Sampai dengan saat ini Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy melalui SNVT Pembangunan Bendungan sudah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air; BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah); dan Badan Metereologi Klitmatologi dan Geofisika (BMKG) terkait rencana tindak lanjut dalam mitigasi potensi bencana hidrometeorologi pada tahun 2022 – 2023.
Seperti diberitakan sebelumnya, diketahui Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, melaporkan telah terjadi hujan lebat pada hari Minggu, 11 September 2022 dengan curah hujan sebesar 154.00 mm dan tergolong ekstrim (curah hujan > 150 mm) di kabupaten Tasikmalaya Hulu Bendungan Leuwikeris selama 4 jam (pukul 20.00 – 22.00 WIB).
Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan debit Sungai Citanduy sebesar 845.6 m3/dt (berdasarkan data Pos Duga Air Cirahong Milik BBWS Citanduy). Berdasarkan analisis hidrologi yang telah dilakukan debit tersebut masuk dalam kategori Q200 (debit banjir yang terjadi selama periode 200 tahunan).
Hal tersebut menyebabkan terowongan pengelak tidak mampu mengalirkan debit air yang terjadi, dikarenakan debit banjir maksimum yang direncanakan pada terowongan pengelak adalah Q25 sebesar 547.18 m3/dt (berdasarkan desain pembangunan Bendungan Leuwikeris). Sehingga terjadi limpasan pada tanggul inlet terowongan setinggi 7.42 m di atas terowongan pengelak yang menyebakan air melimpas tanggul dan masuk ke area proyek pekerjaan tubuh bendungan.
Laporan: Asep.S
Editor: Budi Santoso