
Proyek Program P3TGAI di Desa Wringinanom, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ditemukan keretakan vertikal di dinding saluran, serta retakan horisontal di lantai dasar bangunan.
PONOROGO, BIDIKNASIONAL.com – Program P3TGAI di Desa Wringinanom, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menuai kekecewaan warga. Pasalnya proyek yang anggaran nya dikucurkan dari Pemerintah pusat dalam rangka peningkatan infrastruktur pertanian, pengerjaannya diduga asal jadi.
Hal ini terbukti dengan adanya temuan beberapa titik kerusakan di bangunan saluran irigasi tersebut.
Seorang warga di lokasi proyek sempat mengungkapkan kekecewaannya. “Kecewa banget, saluran tidak bisa dipakai, kalaupun di aliri air hanya lima puluh persen yang sampai dan sisanya amblas,” umpat petani tersebut dengan nada kesal.
“Maksudnya gimana, membangun kayak gini”. Sambungnya sambil geleng geleng kepala.
Hasil pantauan tim BN di lapangan, terlihat beberapa retakan vertikal di dinding saluran, serta retakan horisontal di lantai dasar bangunan.
Selain itu terdapat sekitar 20 meter pengerjaan yang juga diduga tidak sesuai RAB karena ada pengalihan lokasi dari titik yang seharusnya meskipun hanya berada tidak jauh dari lokasi semestinya.
Hal ini diceploskan Junjung, ketua HIPPA desa Wringinanom dalam pertemuannya dengan awak media pada Rabu (21/9) di balai desa setempat.
“Dulu saat perencanaan belum bisa di ‘bebaskan’. Akhirnya karena volumenya harus (sesuai), itu di alihkan di pinggir (seberang) jalan.
Kuat dugaan bahwa pengalihan sebagian bangunan tersebut juga tanpa menggunakan CCO (Contract Change Order) yang merupakan keterangan akan revisi ataupun perubahan dari rencana awal pembangunan,” tegasnya.
Dalam keterangannya Ia mengatakan bahwa kekurangan sepanjang 20 meter yang ada akan di sambungkan / di bangun pada tahun 2023 mendatang akan menjadi tanggungan desa.
Adapun kerusakan berupa beberapa retakan yang ada dan sempat di dokumentasikan untuk ditunjukkan.
Sutini Kepala Desa Wringinanom berkilah dengan mengatakan bahwa hal tersebut di karenakan struktur tanah dan musim kemarau yang mengakibatkan tanah nelo nelo (gersang dan pecah).
“Tanahnya di sini kan nelo nelo (pecah: red) gitu, jadi ya pasti sangat berpengaruh”. Kata Sutini mengungkapkan pembenarannya menimpali pertanyaan awak media terkait kondisi bangunan yang di danai APBN tersebut.
Laporan: dhy
Editor: Budi Santoso