KALTENGMURUNG RAYA

Buka Rakor Forum Data Gender Anak, Ini Kata Asisten III Mura 

Asisten III Administrasi Umum Setda Mura, Batara (Foto.dok: Efendi)

MURUNG RAYA, BIDIKNASIONAL.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) melaksanakan rapat koordinasi forum data gender dan anak Kabupaten Murung Raya tahun 2023.

Rapat itu dibuka langsung oleh Asisten III Administrasi Umum Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Murung Raya, Batara yang dilaksanakan di Aula Gedung B Setda Murung Raya, Senin (17/4/2023).

Sekretaris Dinas (Sekdis) P3APPKB Murung Raya Daniel mengatakan, bahwa tujuan kegiatan tersebut untuk mendorong OPD mengumpulkan dan memanfaatkan data gender dan anak yang terpilah dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pembangunan responsif gender dan peduli anak di kabupaten Murung Raya.

“Kami hadirkan 23 orang unsur OPD lingkup Pemkab Murung Raya yang tergabung dalam forum data gender untuk mengkoordinasikan unit – unit pengelolaan data diinternal maupun eksternal dalam penyelenggaraan sistim data gender dan anak, termasuk Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Murung Raya sebagai narasumber,” ujarnya.

Sementara Asisten III Administrasi Umum Setda Mura, Batara menyampaikan data dan informasi gender merupakan sebuah komponen penting dalam penyelenggaraan pembangunan yang digunakan mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, implementasi sampai dengan evaluasi program atau pengukuran terhadap pencapaian kinerja pembangunan. 

“Karenanya data dan informasi ini sangatlah dibutuhkan sebagai suatu bahan masukan dalam melakukan perencanaan pembangunan di semua bidang, tidak terkecuali pada pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,” tuturnya. 

Dimana menurutnya, data gender dan anak dapat membantu para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi perbedaan kondisi perkembangan keadaan perempuan dan laki-laki, mengevaluasi dampak dari intervensi pembangunan, mengidentifikasi masalah, membangun dan memilih opsi yang paling efektif untuk mengatasi isu-isu kesenjangan antara perempuan dan laki-laki.

“Budaya yang ada dalam masyarakat menyebabkan terjadinya kesenjangan peran antara laki- laki dan perempuan yang berdampak pada posisi tersubordinasi, termarginalisasi, mempunyai beban ganda, pelabelan, mengalami kekerasan, eksploitasi, diskriminasi, dan penelantaran,” tuturnya. 

Tetapi disisi lain ia mengungkapkan banyak upaya yang telah dilakukan baik oleh Pemerintah Daerah, swasta, organisasi masyarakat maupun kalangan perguruan tinggi dengan semua mempunyai tujuan yang sama yaitu mensejahterakan masyarakat Indonesia. 

“Kita semua menyadari bahwa perwujudan masyarakat yang adil dan sejahtera tidak terlepas dari upaya seluruh unsur dalam setiap bangsa,” pungkas mantan Sekretaris Disdikbud itu.

Laporan: Efendi

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button