JATIMSURABAYA

Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Semangat dan Optimis Hadapi Tantangan Global dan Digitalisasi

SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak segenap masyarakat Jawa Timur menumbuhkan semangat dan optimisme menghadapi tantangan global.

Hal itu ia sampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-115 yang diperingati tepat pada hari ini, Sabtu (20/5).

Dikatakan Gubernur Khofifah, tantangan ke depan yang dihadapi negara dan dunia saat ini tidak lagi soal pandemi Covid-19. Terutama setelah Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) secara resmi mengumumkan status _Public Health Emergency of International Concern_ (PHEIC) atau darurat kesehatan global untuk covid-19 dicabut.

Meski pandemi covid-19 sudah terlewati, namun tantangan selanjutnya juga tak kalah berat. Dimana tantangan global yang harus diantipasi bersama saat ini adalah masalah krisis pangan, krisis energi, perubahan iklim, serta krisis keuangan yang kini dihadapi sejumlah negara di dunia.

“Perubahan dinamis yang terjadi secara global ini memiliki pengaruh dan dampak yang luar biasa terhadap ekosistem global. Yang kemudian juga memberikan dampak langsung terhadap ekosistem nasional dan ekosistem lokal. Untuk itu semangat dan optimisme kebangkitan ini harus kita perkuat untuk menghadapi berbagai tantangan global tersebut,” kata Khofifah kepada awak media di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (20/5).

Khofifah mengatakan, menghadapi tantangan global tersebut, dibutuhkan inovasi, kolaborasi, dan sikap yang adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi. Belajar dari pandemi Covid-19 yang juga melanda seluruh negara di dunia, persoalan global tersebut harus diselesaikan secara bersama-sama melalui kolaborasi dan langkah konkret bersama.

“Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita bersinergi dan berkolaborasi bersama. Dari pandemi Covid-19 kita belajar bagaimana kita bisa bersama-sama tumbuh dan bangkit menjadi lebih hebat dan lebih kuat. Untuk itu, mari maksimalkan seluruh kolaborasi, mari maksimalkan seluruh sinergi, dan mari maksimalkan seluruh potensi yang kita miliki,” katanya.

Menurutnya, semangat kebangkitan ini tidak hanya untuk menjawab tantangan global, tapi juga menghadapi era kemajuan teknologi atau digitalisasi yang terus berkembang saat ini. Dimana era digitalisasi ini selain memiliki dampak positif, di sisi lain juga memiliki dampak negatif bila tidak disikapi dengan bijak.

“Tantangan zaman terus berubah dan berkembang. Termasuk era digitalisasi di segala bidang kehidupan. Kita yang menghadapinya harus terus mampu mengikutinya. Oleh karena itu ayo terus berpikiran terbuka dan selalu belajar. Mari perbanyak membaca. Internet membuka akses pengetahuan yang jauh lebih luas. Ambil positifnya hindari negatifnya ,” katanya.

Berbicara soal semangat optimisme kebangkitan, lanjut Khofifah, sejak tahun lalu Provinsi Jatim telah menetapkan tagline ‘Optimis Jatim Bangkit’. Hal ini menandakan bahwa semangat dan optimisme kebangkitan itu telah tumbuh dan menjiwai dalam setiap langkah program Pemprov Jatim.

“Jadi kalau bicara semangat optimisme kebangkitan, Jatim sudah sedari awal punya keyakinan. Bahwa dengan segala macam potensi dan karakter yang dimiliki masyarakat, Jawa Timur akan melepaskan diri dari goncangan berbagai bidang kehidupan baik pandemi Covid-19 maupun pasca pandemi, termasuk segala tantangan global,” katanya.

“Dalam setahun ini kita melihat proses kebangkitan itu. Ekonomi tumbuh, aktivitas masyarakat kembali menggeliat, suasana menjadi hidup kembali. Atas perkembangan itu kini kita melihat gairah kehidupan sebelum pandemi telah kembali, bahkan dengan nilai-nilai hidup yang lebih baik,” imbuhnya.

Untuk itu, melalui momentum Hari Kebangkitan Nasional ini, Khofifah meminta semangat kebangkitan yang telah tumbuh dalam masyarakat Jatim ini untuk terus dijaga nyalanya. Ia menyebut bahwa optimisme perlu menjadi sikap yang terus dikembangkan.

“Kita bisa berdiri di sini, bisa melewati pandemi Covid-19 yang begitu berat utamanya karena kita yakin bahwa kita bisa melewatinya. Jadi optimisme itu kunci dalam kehidupan. Allah SWT Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Tugas kita hanya percaya bahwa seberapapun berat tantangan, sesungguhnya kita akan diberikan kekuatan untuk melaluinya,” pungkasnya.

Laporan: Pudji Leksono

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button