Djoko Sandi (48) Foto: SDM Komlik
PASURUAN, BIDIKNASIONAL.com – Tak ada yang tahu kapan sakit akan datang dan menyerang tubuh kita. Menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan merupakan keberuntungan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Djoko Sandi (48) dan keluarga. Kurang lebih 4 tahun yang lalu istrinya melawan asam lambung dan ketegangan syaraf di matanya.
“Sakit yang dirasakan istri saya, keluhannya pusing nanti akan hilang dengan sendirinya dan itu gejala awal terus berlangsung lama dengan keluhan berulang, sampai waktu itu pernah diduga penyakit istri saya ini Lupus atau jenis penyakit yang menyerang jaringan sekitar wajah serta organ mata. Memang tingkat gejala yang dirasakan mulai ringan sampai rasa nyerinya parah,” singkat cerita Djosan sapaan akrabnya.
Lebih lanjut Djosan menceritakan gejala sakit mata pada istrinya, efek dari ketegangan otot dibawah leher membuat mata sang istri bengkak dan memerah seperti dampak dari pukulan. Dirinya harus bolak – balik.
Berlangsung beberapa waktu lalu sejak pandemi Covid-19 di tahun 2020, istrinya menjalani pemeriksaan mata mulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dr. Adi Widianto hingga rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL Rumah Sakit di Pasuruan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo. Selama pengobatan yang dijalaninya, Djosan bersama program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Bolak – balik periksa, dapat rujukan dan sempat ke klinik mata pandaan juga ndak kehitung berapa kali sampai hafal dokternya itu yang periksa keluhan mata, belum lagi karena penyakit asam lambungnya kalau sudah kambuh siap untuk rawat inap. Asam lambungnya inipun jika kambuh seperti sariawan lambung begitu lah kalau saya sebut sampai pemeriksaan endoskopi. Semua pelayanan yang didapat dari memanfaatkan kartu JKN yang kita punya,” tambah Djosan.
Untuk diketahui, Endoskopi adalah prosedur medis yang dilakukan dengan endoskop, yaitu alat berbentuk selang yang dilengkapi dengan kamera dan senter pada bagian ujungnya. Kamera pada endoskop tersambung ke monitor yang akan menunjukkan gambar atau yang ditangkap oleh kamera tersebut di dalam tubuh.
Djosan sangat memahami prosedur pemeriksaan berjenjang dan menurutnya sangat berbeda dengan banyak cerita diluar sana.
“Rujukan berjenjang ini sejalan dengan tingkat beratnya diagnosa penyakit pasien serta kemampuan pelayanan yang diberikan, kami menyadari itu dan mengikuti prosedur yang berlaku. Banyak yang bilang kalau berobat ribet tidak bisa langsung ke rumah sakit atau ke dokter spesialis dan lama, berbelit, yaa.. menurut saya semua itu tergantung, kalau mengikuti prosedurnya dan memang sesuai dengan kondisi ketika memerlukan periksa lebih lanjut baru ke rumah sakit. Yang tau kondisi parah atau tidak itu kan dokter jadi kita ikuti saja,” tambahnya
Seiring berjalan nya waktu Djosan mengaku tetap bersyukur, rujukan berjenjang tersebut sangat membantu proses penyembuhan penyakit istrinya yang selama ini berproses menuju harapan sehat secara utuh.
“ Periksa dan kontrol berkali – kali dengan keluhan penyakit istri saya kalau di total sudah lumayan. Allhamdulillah didampingi program JKN pengobatannya lancar, biaya yang kami keluarkan minim dan yang utama istri saya sudah sembuh total. Meskipun bobot badan istri sempat turun hingga 20 kilogram, namun sehat adalah ukuran harga yang tak ternilai. Semoga program JKN BPJS Kesehatan tambah solid dan barokah untuk kemaslahatan ummat, dan tidak berhenti berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik,” pungkas Djosan.
Laporan: rn/gt/red
Editor: Budi Santoso