Suryati (68), warga Rungkut Lor Surabaya (Foto: SDM Komlik)
SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Setiap langkah hidup membawa cerita berharga, termasuk dalam perjalanan kesehatan. Suryati (68), warga Rungkut Lor Surabaya, menjadi teladan nyata bagaimana Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memberikan perlindungan yang tak ternilai bagi masyarakat.
Dalam perjalanan hidupnya, Suryati telah beberapa kali menjalani rawat inap di rumah sakit. Jumlahnya mungkin tak bisa dihitung lagi, namun pengalaman-pengalaman itu telah membentuk cerita luar biasa tentang pentingnya jaminan kesehatan yang handal. Sesuai dengan komitmen BPJS Kesehatan, setiap peserta Program JKN akan menerima layanan apabila kartu kepesertaan aktif dan memenuhi kriteria tertentu. BPJS Kesehatan memastikan bahwa semua pesertanya terlindungi dan tercover ketika mereka memerlukan jaminan kesehatan.
“Hampir tidak bisa dihitung lagi, berapa kali saya keluar masuk rumah sakit ini. Terhitung rawat inap tiga hari, empat hari, tujuh hari, bahkan yang paling lama sembilan hari rawat inap. Semuanya dijamin oleh BPJS Kesehatan melalui Program JKN ini,” ucap Suryati ketika ditemui di Poli Penyakit Jantung Rumah Sakit (RS) Haji Surabaya.
Dengan penuh keyakinan, Suryati mengatakan bahwa segala perawatan dan pengobatan yang dia terima selama ini selalu bergantung pada Program JKN, di mana Kartu Indonesia Sehat (KIS) miliknya selalu dalam status aktif. Ia dan keluarganya sendiri terdaftar sebagai peserta Program JKN segmen Penerima Bantuan Iuran dari Pemerintah Kota Surabaya.
“Beberapa minggu lalu saya sempat khawatir ketika mendengar kabar bahwa banyak orang di Surabaya yang mendapati status KIS mereka menjadi tidak aktif di puskesmas yang selama ini menjadi pilihan. Namun, setelah saya melakukan konfirmasi melalui puskesmas, ternyata status kepesertaan saya dan keluarga masih aktif,” terang Suryati.
Suryati melanjutkan, ketika mengetahui tidak ada masalah dengan status kepesertaan kami sekeluarga, rasanya juga lebih tenang. Hal ini karena Program JKN menjadi penopang utama yang dapat membantunya melewati perawatan kesehatan.
“Selama menjalani perawatan, baik rawat jalan maupun rawat inap, saya tidak pernah dimintai biaya tambahan sama sekali. Pelayanan yang saya dapatkan juga sangat baik dan diperlakukan sama dengan pasien lainnya, tidak pernah ada rasa kecewa,” ungkap Suryati.
Suryati menjelaskan bahwa urutan perawatan yang dia jalani dimulai dari proses pendaftaran di puskesmas menggunakan Kartu Indonesia Sehat miliknya. Proses administrasi seperti memperbaharui surat rujukan puskesmas dilakukan setiap tiga bulan sekali.
“Ketika mengunjungi RS Haji Surabaya, saya menjalani proses skrining di pintu masuk dan mendaftar di loket poli rawat jalan dengan Kartu Indonesia Sehat. Setelah mendapatkan nomor antrean, selanjutnya saya menuju tim pengendali JKN untuk menerima Surat Eligibilitas Peserta (SEP) yang menjadi bukti legalitas sebagai pasien JKN,” jelas Suryati.
Setelah itu, sambung Suryati, masuk ke ruang Poli Penyakit Jantung. Dalam waktu yang tidak terlalu lama dipanggil untuk pemeriksaan oleh dokter yang bertugas. Setelah mendapatkan resep, langkah selanjutnya adalah menuju apotek untuk mengambil obat.
“Semuanya sangat mudah, urutannya sudah sangat jelas. Kita tinggal mengikuti alurnya saja, dan tidak akan mengalami kesulitan sama sekali,” tutur Suryati.
Suryati pun dengan penuh haru berbagi harapannya. Ia berharap BPJS Kesehatan terus meningkatkan kualitas layanan, dan bahwa Program JKN ini tetap berlangsung secara berkesinambungan.
“Jika dihitung, biaya yang telah dihematnya sejak bergabung menjadi peserta Program JKN selama 15 tahun mencapai angka yang tidak terhitung. Saya bersyukur karena kehadiran Program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan ini selalu menemani dan menjaga kesehatan saya, di mana pun dan kapan pun saya membutuhkannya,” tutup Suryati.
Laporan: rn/ws/red
Editor: Budi Santoso