Ratih Anggraini (Foto: ist)
PASURUAN, BIDIKNASIONAL.com – Tujuan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah sistem kesehatan untuk memastikan setiap warga memiliki akses pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap warga serta perlindungan risiko finansial ketika warga menggunakan pelayanan kesehatan.
Hal ini disepakati oleh salah satu Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bekerja di Puskesmas Sumberasih Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.
Wanita ini menegaskan, program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program Pemerintah yang memberikan kepastian jaminan kesehatan menyeluruh bagi masyarakat yang bersifat “Tanggap, Mudah dan Mantap”.
Adalah Ratih Anggraini merupakan seorang Bidan berusia 33 tahun warga Desa Muneng Sumberasih, Kecamatan Sumber yang mengaku bahwa setiap kali sakit selalu periksa kesehatan ke Fasiltas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Sumberasih.
“Obat-obatan, saya tetap menggunakan yang ada di Puskesmas Sumberasih dan tidak pernah beli. Seperti masyarakat pada umumnya, saya tetap mendaftar melalui loket serta mengkonsumsi obat dari apotek Puskesmas,” ucap Ratih mengawali kisahnya.
Ratih menjelaskan, selama berobat menggunakan fasilitas dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, ia mengaku pernah juga mengalami keguguran pada tahun 2023, “Kartu JKN selalu kami gunakan,” sebutnya.
Ia mengutarakan, ketika sakit selalu berobat di Puskesmas Sumber asih. “Sebagai seorang nakes dan tidak buka praktek, obatpun saya juga ambil di sini, jadi setiap saya sakit atau tidak enak badan, saya tidak pernah membeli obat, kebetulan saya tidak buka praktek, saya juga tidak punya toko obat di rumah, jadi saya tetap minta ke apotek Puskesmas,” tuturnya.
Prioritas sebagai peserta BPJS Kesehatan, Ratih menimbang melalui sisi akses, pilihan berstatus pasien umum tentunya harus membayar. “BPJS kan fasilitas, kenapa harus umum, sama sama memilih, fungsi obatnya sama, kandungannya sama, apalagi saya tahu kandungannya, cuma beda merk hanya beda yang mengeluarkan. obat itu kalau beli di luar resep BPJS harganya juga mahal,” ujarnya.
Di samping itu, perempuan yang memiliki hobi traveling dan kuliner ini mengaku pernah mengalami peradangan kotak suara atau pembengkakan pita suara (Laringitis).
“Kebetulan waktu itu saya dapat surat pengantar untuk tes Ct scan, cuma saya belum berangkat atau belum menggunakan karena saya merasa agak enakan efek dari infeksi tinggi dari hasil cek lab di Puskesmas Sumberasih. Suara saya sempat hilang sampai dua minggu yang paling parah. Dengan mengkonsumsi obat dari puskesmas, alhamdulillah saya sembuh dan suara saya kembali,” jelasnya.
Sementara itu dalam rangka mendampingi ibu mertuanya atas nama ibu Siti Karimah (63) yang juga pernah menggunakan JKN untuk kontrol gangguan mata dari faskes dan mendapat surat rujukan ke rumah sakit.
“Kartu JKN beberapa kali digunakan di Puskesmas Ketapang untuk menstabilkan gula darahnya. Karena untuk operasi katarak memang harus stabil dulu gula darahnya kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo,” kata Ratih.
Pada kesempatan itu, Ratih memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN guna memudahkan antrean. BPJS Kesehatan tanggap, mudah dan mantap. Kenapa demikian lanjut Ratih, “Selain pelayanan nya secara kasat mata, persembahan aplikasi digital Mobile JKN pada kanal pendaftaran antrean lebih enak dan sangat membantu tanpa memgantre manual. Tidak perlu jauh jauh antre datang ke rumah sakit, cukup melalui mobile JKN antrian online terpenuhi,” terangnya.
“Saat datang ke rumah sakit pun kami hanya menunjukkan bukti antrean kemudian diarahkan ke Poli spesialis mata,” tambahnya.
Dari pengalaman ini sambungnya, karena ibu mertuanya merupakan pasien rawat jalan, jadwal operasi katarak harus menunggu antrian. “Kurang lebih sekitar satu bulan sambil menunggu menstabilkan tensi darah, waktu operasi tiba, sebagai pasien BPJS Kesehatan, alhamdulillah, semua biaya dicover, sepeserpun tidak membayar,” ujarnya.
Menurutnya, aplikasi Mobile JKN wajib dimiliki, sifatnya lebih cepat. “Apalagi sekarang era digital, kayak saya yang bekerja dan ibu saya yang sepuh, kalau harus antri lama kasihan, jadi saya harus antri dulu melalui Mobile JKN, yang penting sudah dapat rujukan dari faskes satunya biar bisa masuk ke antrean online ke rumah sakit” ucapnya.
Menutup penjelasannya, Ratih menegaskan, secara keseluruhan BPJS Kesehatan Mudah dan Mantap. “Keluarga kami selama ini tercover BPJS Kesehatan saat sakit, nyaman dan sangat membantu. Maka dari itu kami berharap, semua pelayanan tetap ditingkatkan, gotong royong menuju jaminan kesehatan yang selalu siap setiap saat. Kenapa harus umum, jika BPJS Kesehatan selalu ada pada saat kita membutuhkan jaminan kesehatan,” pungkasnya.
Laporan: red
Editor: Budi Santoso