
Purnawirawan TNI AD, Sudakir (74), warga Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya peserta JKN (Foto: ist)
SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan senantiasa berkomitmen memberikan jaminan kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang tentunya program ini menjamin kesehatan masyarakat Indonesia dari semua kalangan tanpa adanya diskriminasi.
Salah seorang Purnawirawan TNI AD, Sudakir (74), warga Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, mengaku sangat terbantu dengan adanya Program JKN. Mengingat sejak dirinya tak lagi bekerja sebagai prajurit tentara, ia divonis terkena penyakit Diabetes Melitus oleh dokter penyakit dalam di Rumah Sakit Brawijaya Surabaya.
“Setelah saya pensiun, sekitar tahun 2016 divonis oleh dokter bahwa saya terkena penyakit diabetes melitus. Sejak saat itu saya rutin menggunakan layanan JKN untuk berobat dan memeriksakan kesehatan secara rutin setiap bulan. Selain itu, saya harus suntik insulin agar gula darah saya tetap terkontrol, insulin tersebut juga ditanggung dalam Program JKN,” ujar Sudakir di Surabaya, (25/07).
Sebagaimana diketahui, diabetes merupakan penyakit kronis jangka panjang sehingga biaya pengobatan yang harus dikeluarkan bagi penderitanya pun cukup besar. Sebagai peserta JKN segmen penerima pensiunan Prajurit TNI atau Bukan Pekerja (BP) dengan golongan kepesertaan kelas dua, Sudakir tak mungkin khawatir memikirkan biaya ketika ia harus berobat setiap bulan, karena biaya sebesar itu sudah dijamin oleh BPJS Kesehatan.
“Di jaman sekarang ini sudah seharusnya tidak lagi memikirkan biaya untuk berobat, yang terpenting kita sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Kalau kita rajin membayar iuran dan mematuhi prosedur yang ada, saya rasa biaya berobat semahal apapun terasa tidak ada bebannya, karena beban tersebut sudah menjadi tanggungan BPJS Kesehatan. Apalagi akses layanan kesehatan semakin dipermudah, selama delapan tahun saya berobat tidak pernah ditangani dengan bertele-tele, tenaga kesehatan semuanya langsung sigap membantu meskipun mereka tahu saya pasien dari Program JKN,” cerita Sudakir.
Pengalaman lainnya diceritakan ketika dirawat selama lebih dari seminggu di Rumah Sakit Brawijaya, Sudakir mengatakan bahwa ia mendapatkan pelayanan yang baik. Ia pun membantah mengenai adanya pembatasan rawat inap di rumah sakit bagi peserta JKN. Diakui oleh Sudakir, selama dirinya berobat menggunakan layanan JKN tidak pernah sepeserpun dikenakan iur biaya tambahan, justru pihak rumah sakit selalu berusaha agar setiap pasien yang berobat diarahkan menggunakan layanan Program JKN.
“Saat kontrol rutin setiap bulan, dokter yang menangani saya pun selalu sabar dan detail dalam memberikan informasi mengenai perkembangan kondisi diabetes saya. Tidak ada diskriminasi antara pasien Program JKN dengan pasien umum, bahkan mulai dari pelayanan administrasi hingga mendapatkan obat pun dilayani dengan cara yang sama,” ungkap Sudakir.
Sudakir mengungkapkan rasa syukurnya dengan hadirnya Program JKN, ia merasa sangat terbantu disaat kondisinya yang sudah tak lagi sehat dan lemah. Ia mengatakan, BPJS Kesehatan dan pihak fasilitas kesehatan pun menunjukkan komitmen dengan sungguh-sungguh untuk memberikan layanan terbaik kepada seluruh peserta JKN.
“Sebagai penyelenggara jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, saran saya BPJS Kesehatan harus tetap menjaga komitmennya dalam memberikan layanan kesehatan khususnya bagi warga Surabaya, agar tidak ada warga yang terkendala saat harus berobat. Saya sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan, tidak bisa dibayangkan nasib saya jika tidak menjadi peserta JKN apalagi saat pertama kali kena diabetes posisi saya sudah pensiun,” kata Sudakir.
Di akhir perbincangannya, Sudakir berharap agar BPJS Kesehatan dapat meningkatkan kerjasama dengan fasilitas kesehatan, karena dengan terjalinnya kerjasama dengan faskes akan mempermudah masyarakat mendapatkan layanan kesehatan.
Menurutnya, manfaat yang ada dalam Program JKN telah banyak dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia, sejalan dengan prinsip gotong royong untuk membantu sesama yang membutuhkan layanan kesehatan.
Laporan: rn/ws/red
Editor: Budi Santoso