SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Satu dekade telah dilalui sejak diluncurkannya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh pemerintah yang hadir sebagai perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai penyelenggara Program JKN senantiasa terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menciptakan layanan yang setara bagi semua lapisan masyarakat. Hal inilah yang dirasakan oleh Gilang Radianto (51), warga Dukuh Menanggal, Gayungan, Kota Surabaya.
Gilang yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang mie ayam ini beberapa saat lalu divonis dokter memiliki penyakit bawah kulit dan harus menjalani operasi. Namun ia mengaku tidak merasa khawatir sedikitpun karena telah terdaftar sebagai peserta JKN.
“Awalnya saya pikir sakit pegal biasa dan memutuskan untuk menggunakan obat tradisional yang ditempelkan dikulit, tapi lama kelamaan mulai terasa sakit dan sangat mengganggu. Saya kemudian memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter praktek didekat rumah, kemudian dokter tersebut memberikan resep obat untuk dikonsumsi namun kondisi saya tidak mengalami perkembangan,” tutur Gilang saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya Samsoeri Mertoyoso, Jumat (26/07).
Melihat kondisi tersebut, lanjut Gilang, pihak keluarga berinisiatif membawanya berobat ke Puskesmas Gayungan, tempat dirinya terdaftar sebagai pasien peserta JKN. Puskesmas Gayungan kemudian memberinya rujukan ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya Samsoeri Mertoyoso dengan tujuan ke Poli Ortopedi.
“Penyakit yang saya anggap biasa pada awalnya, ternyata berujung panjang hingga harus dioperasi. Saya pikir ada yang patah dan meneruskan rutinitas pengobatan berharap bisa segera sembuh, ternyata dari hasil pemeriksaan foto di RS Bhayangkara, hasilnya baik semuanya,” ujar Gilang.
Gilang mengungkapkan, setelah itu ia diminta menunggu satu minggu dan diberikan obat untuk dihabiskan. Namun belum sampai seminggu, kondisinya memburuk dan ia dibawa ke UGD oleh keluarganya sebelum akhirnya dokter memutuskan dirinya harus rawat inap.
“Setelah beberapa hari rawat inap, operasi bawah kulit dilakukan oleh tim medis. Mulai dari awal perawatan dari rawat jalan sampai rawat inap saya tidak merasakan sama sekali ada perbedaan pelayanan dengan pasien yang membayar sendiri. Saya sendiri adalah peserta JKN dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI),” jelas Gilang.
Alhamdulillah, sambung Gilang, pelayanannya sesuai standar pelayanan rumah sakit. Petugas medisnya sangat ramah, pelayanannya juga bagus tidak menunda-nunda untuk melayani, hari rawat inap juga terbukti tidak dibatasi dan gratis tidak dipungut biaya sepeserpun.
“Saat ini saya masih menggunakan fasilitas layanan kesehatan Program JKN ini untuk rawat jalan. Ketika kontrol pun saya tidak butuh waktu lama, paling baru setengah jam saya antre lalu langsung dapat panggilan,” ujar Gilang.
Ini semua, lanjut Gilang, berkat Aplikasi Mobile JKN dan fitur antrean online nya yang sangat membantu pendaftaran pelayanan tanpa harus datang ke rumah sakit. Cukup melalui aplikasi serba guna dari BPJS Kesehatan, sekarang ini tinggal menunggu obat, tidak ada biaya sepeserpun yang harus dikeluarkan.
“Kita sebagai peserta JKN perlu mempelajari dan mengikuti alur yang ditentukan untuk mendapatkan layanan kesehatan. Semuanya mudah dan manfaatnya juga sangat besar baik saat membutuhkan perawatan hingga pengobatan yang diperlukan hingga sembuh nanti,” tutur Gilang.
Gilang mengungkapkan meskipun pelayanan yang didapatkannya sangat baik, jika bisa memilih, ia lebih memilih untuk tidak sakit. Ia pun berharap kedepannya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maupun BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan yang bekerja sama bisa lebih baik lagi karena menurutnya jaminan pelayanan yang berkualitas itu sejalan dengan kepuasan peserta.
Laporan: rn/ws/red
Editor: Budi Ssntoso