Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Edwin Aristiawan (Kemeja Batik Coklat) saat melakukan pengecekan langsung dibeberapa titik layanan di ruang pelayanan rumah sakit gotong royong kota Surabaya (13/8/2024)/ Foto: ist)
SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Pengembangan kompetensi digital dalam memperkuat penyelenggaraan jaminan kesehatan merupakan satu kebutuhan dalam menunjang berjalan nya akses pelayanan kesehatan yang cepat, mudah dan setara kepada seluruh masyarakat peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Digitalisasi terhadap pelayanan dapat memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan berkualitas bagi semua orang, sehingga Indonesia bisa mencapai Universal Health Coverage (UHC).
Demikian disampaikan Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Edwin Aristiawan di sela-sela kunjungan kerjanya di Rumah Sakit Gotong Royong (RSGR) di Jalan Medokan Semampir Kota Surabaya, Selasa 13 Agustus 2024.
“Luar biasa kami apresiasi rumah sakit type C gotong royong. Mereka punya komitmen luar biasa, baru dua bulan langsung mematikan aplikasi internal rumah sakit, bisa dibilang mengalah untuk kebaikan masyarakat. Maka dari itu saya datang memberikan apresiasi,” ucap Edwin Aristiawan membuka perbincangan.
Edwin Aristiawan menyatakan, upaya peningkatan infrastruktur dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital saat ini sangat dibutuhkan. RSGR telah menunjukkan pelayanan jaminan kesehatan nasional berbasis digital mengorbankan aplikasi internal rumah sakit dengan memposisikan transformasi digitalisasi sebagai pengganti serta Aplikasi Mobile JKN menjadi penunjang utama.
Ketika melakukan pengecekan langsung dibeberapa titik layanan di ruang pelayanan rumah sakit gotong royong sambung Edwin, antrian layanan online telah berjalan, Face Recognition BPJS Kesehatan (FRISTA) sebuah teknologi identifikasi dan autentifikasi menggunakan sistem pengenalan wajah yang dinilai dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi layanan juga telah diterapkan.
“Kami berharap rumah sakit gotong royong nanti bisa masuk juga pada bridging elektronik farmasi, kemudian elektronik medical record atau rekam medis, kemudian nanti akan kita kembangkan menjadi smart medical untuk klaim yang berbasis paperless, jadi tidak lagi memakai kertas lagi,” cetus Edwin.
Dalam kesempatan itu, Edwin menegaskan, jika semuanya elektronik akan mempercepat proses dan meningkatkan keakuratan.
“Kolaborasi yang semakin baik antara fasiltas kesehatan dengan BPJS Kesehatan, apalagi pasien di RSGR 90% peserta JKN telah menikmatnya, maka ini sangat luar biasa,” tutur Edwin.
Untuk diketahui, pada kunjungan Direktur TI BPJS Kesehatan kali ini, RSGR menerima apresiasi penghargaan Bintang 3 dari BPJS Kesehatan dengan makna bintang satu atas pelayanan implementasi dan pemanfaatan antrian online terintegrasi dengan Mobile Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Bintang kedua berikutnya memiliki arti apresiasi atas implementasi virtual klaim berbasis kertas yang formatnya sudah dirubah dalam bentuk pdf, serta bintang ketiga, RS Gotong Royong telah melaksanakan eletronik SEP.
Ditemui Wartawan usai menerima kunjungan Direktur TI BPJS Kesehatan, dr. Mardha Handiwidjaja, QIA, CMA selaku Direktur RS Gotong Royong menyampaikan, siap melayani masyarakat sesuai dengan janji layanan.
Mardha sapaan lekatnya menjelaskan, Janji layanan dimaksud, yaitu kemudahan, kecepatan, dan setara bagi peserta JKN. Dalam penerapannya, faskes menerima pendaftaran peserta mengunakan NIK, KTP, dan KIS digital tanpa mensyaratkan Selain itu, RS Gotong Royong siap memberikan pelayanan JKN tanpa tambahan biaya, melayani peserta di luar wilayah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftarnya sesuai ketentuan, serta RS Gotong Royong siap memberikan pelayanan obat yang dibutuhkan dan tidak membebankan peserta mencari obat bila terjadi kekosongan obat, melayani konsultasi online, melayani peserta JKN dengan ramah tanpa diskriminasi.
“Kita berkomitmen dengan BPJS Kesehatan untuk melayani tanpa ada perbedaan antara pasien umum, pasien asuransi swasta yang lain dan pasien BPJS Kesehatan. Tujuan kita pasien senang,” cetus dr.Mardha.
dr.Mardha mengatakan, RSGR berusaha tidak hanya mengobati tapi melakukan pendidikan edukasi kepada masyarakat. “Edukasi yang kami maksud seperti contohnya bagaimana menghindari atau mencegah penyakit kronis seperti itu, sehingga kami juga bekerja sama dengan Puskesmas dan Posyandu di sekeliling Rumah Sakit,” tegasnya.
Sebagai informasi, RS Gotong Royong telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sejak tahun 2018.
Laporan: red
Editor: Budi Santoso