JATIMLAMONGAN

Keluarga Disabilitas di Lamongan Kurang Beruntung Butuh Kepedulian

Wardi didampingi kelurga saat masuk ke mobil sehat usai rawat inap di ruang Bougenville nomor 306 B RSUD dr. Soegiri Lamongan (Foto: Arif Lamongan)

LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com –Keluarga disabilitas kurang beruntung (prasejahtera) warga dusun Tanon, desa Sugihrejo, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan butuh kepedulian semua pihak, Minggu (18/8/2024).

Diketahui, Wardi (pasien disabilitas) putra dari Taseni, diduga menderita penyakit lambung sebelumnya menjalani rawat inap di RSUD Dr. Soegiri Lamongan selama kurang lebih delapan hari.

Pasca pihak dokter menyatakan pasien boleh pulang pada pagi sampai menjelang sore, tak ada yang mengurus administrasi maupun yang menjemputnya. Tiba-tiba saya dihubungi ibu Taseni melalui telepon genggam jadul miliknya. Setelah itu saya datang ke RSUD dan langsung membantu mengurus administrasi kepulangan,” kata Lilis, anggota penggiat sosial.

Kemudian dirinya mencari nomor handphone driver mobil sehat desa setempat, setelah dapat nomornya Sidik, lalu ia hubungi.
“Apa benar ini dengan pak sopir (driver) mobil sehat desa Sugihrejo atau dusun Tanon. “Iya, benar, ada apa,” tanya Sidik.

“Bisa minta tolong untuk menjemput Wardi putra Ibu Taseni, warga dusun Tanon pulang dari RSUD Dr. Soegiri. Ini saya di Nginjen, (desa Pandanpancur, kecamatan Deket, Lamongan). Kok ndak tadi pagi bilang, timpal dia dengan banyak alasan usai percakapan via telephon dengan saya, meski dia datang menjemput pada sore hari,” ujar Lilis.

Sesampainya di lokasi penjemputan pasien di belakang dekat parkiran Pavilliun, Sidik, driver mobil sehat saat ditanya sejumlah awak media, apa dimintai tolong, kok mobil sehat Sumberaji. “Iya, ini mobil sehat ikut Puskesmas Sumberaji, Kecamatan Sukodadi,” jawabnya.

Diketahui, Sidik dengan sikap kurang bersahabat hanya membukakan pintu mobil dan tak berusaha membantu pasien disabilitas tersebut masuk kedalam mobil. “Dia berucap, sudah tiga puluh kali lebih saya mengantar pasien dan keluarganya ini ke rumah sakit,” ucap Sidik dengan nada kesal.

Sementara, Camat Sukodadi, Isma’un saat dihubungi awak media atas perihal tersebut, pihaknya menyampaikan, “Iya segera saya hubungi Kepala Desa dan segera kami sampaikan,” ujarnya.

“Terkadang Kepala Desa Sugihrejo ndak bisa dihubungi, mohon maaf,” tutur Camat Isma’un singkat. Sebelumnya Kepala Desa Hartatik dan perangkat desa Sugihrejo, telah dihubungi Yoyok Kristanto, Sekretaris Kecamatan Sukodadi.

Penggiat sosial Lilis menambahkan, ibu Taseni saat menjaga Wardi tanpa ganti baju bersama ketiga anaknya yang juga penyandang disabilitas, yang saat ini semuanya belum menikah. Diakui ibu Taseni, tak ada yang menjenguknya sama sekali.

Suaminya ibu Taseni sudah meninggal dan putrinya juga disabilitas yang nikah sama-sama disabilitasnya dan ikut suaminya dan tinggal di kabupaten Tuban.

Ditanya, “Kenapa ibu Taseni tidak menghubungi sopir mobil sehat?,” tanya Lilis. “Ndak berani, karena g due duit kanggo bayar ongkos kendaraan (ndak punya uang untuk membayar ongkos kendaraan).

“Saya juga takut kemarin saat awal mau masuk rumah sakit, saya tanya ke sopir bagaimana pulangnya dari rumah sakit besok. Sopirnya bilang, Ya, mlakuo karo anakmu (Ya, berjalan saja dengan anak kamu),” tandas Lilis menirukan pembicaraan ibu Taseni.

Lebih lanjut, ibu Taseni setelah dari rumahnya kembali menghubungi saya melalui sambungan telephon (handphone jadul), karena ia merasa ketakutan dengan nada gemetaran. Sejak perjalanan pulang dari rumah sakit sampai rumah ibu Taseni mendengarkan saja gerutuan sopir mobil sehat.

Selain itu, sesampainya dirumah dimarah-marahi RTnya juga. “Kata RTnya, ojok isik-isikno Kades, Sekdes lan deso Sugihrejo (jangan malu-malui Kades, Sekdes dan desa Sugihrejo).

“Sesuk jam setengah 7 pagi, pak Camat bakal teko marani nang omahmu (besok jam 06.30 wib, pak Camat akan datang kerumah kamu). Anak-anaknya pada takut minta perlindungan. Bahkan yang baru pulang dari rumah sakit tubuhnya panas kembali dan gemetaran,” ungkapnya.

Selanjutnya, giliran Kepala Dusun Tanon, Selamet, bersama sopir mobil sehat, mendatangi rumah ibu Taseni, marah-marah dan juga diduga mengancam akan menghapus BPJS ibu Taseni sekelurga,” ujar Lilis meneruskan ucapan ibu Taseni bersama anak-anaknya.

“Persoalan ini, kami meminta semua pihak agar terketuk hati kita semua untuk berbuat. Kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, dan memastikan bahwa hak-hak mereka dijaga dengan baik sesuai dengan hukum yang berlaku. Penyandang disabilitas memiliki beberapa hak yang sudah diatur dalam Undang-Undang. Hal ini guna mengurangi berbagai diskriminasi yang diterima seseorang yang memiliki keterbatasan,” pungkasnya.

Reporter: Arif Mustofa
Editor : Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button