Widya Mengaku Puas, JKN Jamin Biaya Operasi Pendarahan Otak Keluarganya

Yulis Widhiawati (54) warga Bojonegoro peserta JKN (Foto: ist)
BOJONEGORO, BIDIKNASIONAL.com – Bagi Yulis Widhiawati (54), menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah suatu kewajiban. Widia dan keluarganya sangat bersyukur, biaya operasi pendarahan otak keponakannya dijamin penuh oleh Program JKN.
Widia menceritakan, gejala awal yang sempat dirasakan oleh Novia, sang keponakan karena mengalami sakit kepala yang berkepanjangan serta mual dan muntah. Selanjutnya, Widia langsung membawa keponakannya itu menuju Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan guna mendapatkan pertolongan. Dengan memanfaatkan layanan JKN, keponakan Widia diberikan kemudahan dan tentunya keringanan biaya pengobatan.
“Saat kami datang ke FKTP yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan diperiksa, ternyata tensi keponakan saya tinggi. Selanjutnya, Novia sempat mengalami pingsan di Puskesmas dan langsung dirujuk ke rumah sakit. Dengan cekatan, dokter di rumah sakit memberikan penanganan untuk menyelamatkan Novia. Tentunya kami sekeluarga sangat khawatir dan panik terhadap kondisi Novia yang masih belum stabil. Namun oleh pihak rumah sakit, kami diminta untuk tetap tenang dan yakin jika rumah sakit dapat memberikan penanganan yang terbaik,” ujar Widya saat ditemui Selasa (28/01).
Widya pun sangat bersyukur jika menjadi peserta JKN itu tidak ada ruginya. Justru ia dan keluarga merasa diringankan biaya pengobatan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Beruntungnya, tindakan operasi Novia yang berbiaya besar ini djiamin oleh layanan JKN.
“Andaikan operasi pendarahan otak ini tidak menggunakan layanan JKN tentu dapat dihitung berapa biaya yang harus dikeluarkan. Mungkin saja biaya yang mencapai dua ratusan juta lebih harus dapat kami upayakan, tentunya jika terjadi sangat berat. Ternyata mempunyai kecukupan finansial belum tentu yakin juga dapat membiayai penyakit berbiaya mahal seperti keponakan saya ini,” terang Widya, pengusaha emas asal Desa Sidobandung, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro ini.
Widia juga menyebut, kemudahan proses administrasi saat Novia harus melakukan rawat inap di rumah sakit sangat memuaskan dirinya. Oleh petugas administrasi rumah sakit, Widya hanya diminta menunjukkan surat rujukan dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja.
“Ternyata sangat praktis dan tidak rumit menggunakan layanan JKN sekarang ini. Oleh petugas administrasi rumah sakit, saya hanya diminta menunjukkan KTP dan surat rujukan. Petugas yang menangani juga sangat ramah, cekatan dan tidak membedakan dengan pasien lainnya. Kamar rawat inap Novia juga sudah tersedia dalam keadaan bersih dan rapi. Jadi jangan khawatir peserta JKN yang sakit dan akan berobat menggunakan layanan JKN. Saya pastikan layanan JKN yang anti ribet sekarang ini sudah terbukti. Namun doanya semoga sehat selalu dan layanan JKN telah menjadi pilihan yang tepat untuk perlidungan kesehatan kita,” jelas Widya.
Selanjutnya, Widya pun mengemukakan jika ia telah membantu proses pendaftaran kepesertaan JKN kerabatnya. Ia memanfaatkan Pelayanan Administrasi Melalui WhatsApp (PANDAWA). Menurutnya, dengan adanya PANDAWA, ia tak perlu lagi datang dan mengantre di kantor BPJS Kesehatan saat akan melakukan pengurusan administrasi kepesertaan JKN.
“Karena dengan memanfaatkan aplikasi PANDAWA semua teratasi dengan cepat dan tepat. Termasuk memastikan iuran setiap bulan berjalan dengan lancar sehingga kepesertaannya tetap aktif. Setelah menjadi peserta JKN, saya juga telah memanfaatkan fitur Aplikasi Mobile JKN. Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan, terlebih saat memanfaatkan Skrining Riwayat Kesehatan. Sangat berguna sekali untuk memantau kesehatan. Terima kasih banyak BPJS Kesehatan, yang tidak hanya menjamin disaat sehat, namun juga saat sakit melalui Skrining Riwayat Kesehatan,” tutup Widya.
Laporan: ru
Editor: Budi Santoso