BPJS Kesehatan Surabaya Kembangkan Sistem Finger Print
SURABAYA, JATIM, BN – Dalam upaya meningkatkan pelayanan dan memudahkan peserta JKN-KIS, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus melakukan berbagai inovasi, khususnya inovasi berbasis digital. Salah satunya yang baru-baru ini dilakukan adalah penggunaan system finger print bagi peserta JKN-KIS.
“Penerapan finger print yang dilakukan mulai bulan Mei kemarin bertujuan untuk mempermudah proses pendaftaran pelayanan di fasilitas kesehatan (faskes). Bertujuan agar kedepannya para peserta JKN-KIS akan semakin mudah dan lebih cepat dalam mendapat layanan kesehatan,” terangnya disela-sela acara halal bihalal berlangsung, Rabu 19 Juni 2019 di Surabaya.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surabaya menjelaskan Penerapan sistem finger print yang merupakan kelanjutan dari kerja sama dengan kementerian dalam negeri ini, menurutnya, selain untuk menghindari penyalahgunaan kartu BPJS Kesehatan, juga diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam percepatan kepemilikan NIK dan e-KTP.
“Jadi kedepannya, diharapkan semuanya dapat memiliki single identity number untuk setiap kepentingan nasional, termasuk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi peserta JKN-KIS,” tambah Herman.
Pelaksanaan sistem finger print ini sendiri akan dilakukan secara bertahap melalui empat tahapan. Dimana untuk tahap pertama yang mulai diimplementasikan pada bulan Mei 2019 adalah untuk pelayanan instalasi rehabilitasi medik (IRM), mata, jantung, dan cuci darah.
Sementara pada tahap kedua yang akan diterapkan pada bulan Agustus 2019 adalah untuk pelayanan rawat inap yang direncanakan. Sedang untuk pelayanan penyakit dalam (INT), anak (ANA), bedah (BED), dan obstetri ginekologi (OBG), penerapan system finger print akan di implementasikan mulai bulan Oktober. Dan tahap terakhir yaitu seluruh pelayanan rawat jalan yang direncanakan, akan diimplementasikan mulai 1 Desember 2019.
Herman juga berharap dengan, dikembangkannya sistem finger print, mampu meningkatkan optimalisasi penyelenggaraan program JKN-KIS.
“Kami menyadari bahwa penerapan system finger print tidak bisa serta merta dilakukan pada semua faskes. Karena itu kami mempersilahkan faskes yang sudah siap bisa jalan lebih dulu. Nantinya akan dilakukan evaluasi sebelum bisa diterapkan di semua faskes,” pungkas Herman.
Perlu diketahui, Hingga saat ini jumlah peserta BPJS Kesehatan Cabang Surabaya tercatat 2.745.440 jiwa. Mereka, 1.026.922 peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan 1.718.518 peserta non PBI. (boody)