Proyek Jalan Rigit Beton Senilai 27 M Lebih Dari APBD Provinsi Lampung Diduga Banyak Kejanggalan
WAY KANAN, LAMPUNG, BN-Pengerjaan dua paket proyek jalan rigit beton senilai Rp 27 miliar melalui APBD Provinsi Lampung di wilayah Kabupaten Way Kanan, diduga banyak kejanggalan dan tidak sesuai bestek.
Kedua paket proyek rigit beton itu dikerjakan oleh dua perusahaan, yakni PT Segitiga Permai Perkasa dan PT Indoteknik Prima Solusi.
Dimana PT Segitiga Permai Perkasa mengerjakan paket proyek peningkatan jalan ruas Blambangan Umpu-Sri Rejeki senilai Rp 11.100.850.000. Sementara PT Indoteknik Prima Solusi mengerjakan paket proyek pembangunan ruas jalan Sri Rejeki-Pakuan Ratu senilai Rp16.587.210.000, Jumat (4/10/2019).
Menanggapi dugaan banyak kejanggalan dan tidak sesuai bestek. Kepala Kampung Sri Rejeki saat di temui di kediamannya Lukmadi mengatakan, “dari awal proyek ini masuk ke Kampung Sri Rejeki sampai material masuk tidak ada dari pihak perusahaan yang melapor atau izin ke saya langsung, seharusnya hargai lah tuan rumah gimana kita masuk ke rumah orang minimal getok pintu ngucapin salam agar kita saling menghormati, tapi kalau ini selonong boy, jadi saya tidak di anggap sebagai tuan rumah apa lagi saya di sini selaku Kepala Kampung,” katanya.
“Sudah sering perusahaan masuk, salah satunya PT. PAI perusahaan besar tapi mereka menghargai tuan rumah, cuma PT. PT Segitiga Permai Perkasa dan PT Indoteknik Prima Solusi yang seperti ini, mungkin punya orang hebat jadi gak perlu izin lagi,” ungkapnya.
Lukmadi malanjutkan, “setelah mereka masuk dan mulai ngirim matrial, ada 4 orang ke rumah saya, 3 dari pihak perusahaan dan 1 orang oknum Brimob pakaian preman tapi senpi tidak pernah lepas, saya bilang sama mereka tolong libatkan masyarakat sekitar karena proyek itu namanya perusahaan. Perusahaan itu mempunyai kewajiban melibatkan masyarakat yang ada di sekitar untuk meningkatkan tarap ekonomi mereka dengan cara masyarakat ikut berkerja. Benar ada 3 orang yang ikut bekerja tapi itu kita sudah berjuang betul, karena mereka bilang kalau keamanan mereka sudah punya Brimob dan untuk pekerja mereka sudah punya dari luar,” jelasnya.
“Sedangkan untuk masalah ukuran besi yang mereka pakai, saya pernah nanya dulukan yang sering mengerjakan rigid beton di daerah sini dari PT. PAI, kebetulan ada orang PAI sedang mengerjakan di kampung sebelah jadi saya tanya bagus ya kerjanya, dia jawab gak dari besi-besi nya masih besar-besar punya kami, tapi gak tau sih kualitas besi yang mereka pakai seperti apa. Di situ aja sudah kita liat dari kualitas besi yang mereka pakai sudah berbeda,” ungkapnya.
“Satu lagi yang jadi permasalahan, ini benar jalan provinsi dan meraka memperbaiki jalan provinsi tapi liat tipe jalan provinsi di Kampung Sri Rejeki ini tipe berapa, contoh jalan provinsi di Kampung Sri Rejeki ini cuma kuat nahan beban kendara truk 12 ton, malah yang mereka masukin mobil molen, tronto yang berat kendaraannya aja 20 ton belum di tambah dengan muatan adukan semen untuk cor, bisa jadi 30 ton lebih. Ini yang namanya bohong, gebagusin jalan Kampung sebelah yang rusak jalan Kampung Sri Rejeki,” sesalnya.
“Perlu diketahui Kampung Sri Rejeki ini 1 cm tidak dapat manfaatnya atau bangunan yang di kerjakan itu, yang mereka bangun rigid beton itu tidak masuk Sri Rejeki tapi masuk Induk Tani dimana Induk Tani Nginduk di Kabupaten dan yang Ujung Tanjung Harapan- Pakuan Ratu, cuma titik kordinatnya aja Blambangan Umpu-Sri Rejeki terus Tanjung Harapan nya lagi Sri Rejeki-Pakuan Ratu. Jadi gak ada yang di bangun di Sri Rejeki cuma namanya aja,” tandasnya (Arye)