JAKARTA

Penonton film Indonesia Capai 54 juta, Menko PMK Muhajir: Film KKN di Desa Penari Pegang Rekor

Menko PMK Muhadjir Efendy (foto: Humas PMK)

JAKARTA, BIDIKNASIONAL.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, perkembangan industri film Indonesia di akhir pandemi Covid-19 cukup menggembirakan. Pada tahun 2022 total penonton film Indonesia di bioskop lebih 54.000 penonton.

“Ini adalah capaian tertinggi yang belum pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan begitu cepat bangkit dari hibernasi karena pandemi. Kita wajib bersyukur,” kata Muhadjir di Jakarta, Selasa (3/1).

Menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang juga guru besar Universitas Negeri Malang (UM) ini, pada tahun 2019 atau sebelum pandemi, jumlah penonton film Indonesia mencapai 51,9 juta. Selama pandemi jumlah penonton turun drastis yaitu 12,8 juta (2020) dan 4,5 juta (2021).

“Dengan demikian jumlah penonton film di bioskop tahun 2022 naik 5 % dibanding sebelum pandemi (2019),” kata Mendikbud pada Kabinet Jokowi jilid satu ini.

Lebih lanjut ia mengatakan, rekor jumlah penonton diraih film “KKN di Desa Penari” dengan jumlah penontonnya mencapai 9,2 juta. Tertinggi ke dua “Pengabdi Setan II : Communion” dengan jumlah penonton 6.391.982. Adapun posisi ketiga ditempati “Miracle in Cell No 7” dengan jumlah 5.851.595 penonton.

Film KKN di Desa Penari dirilis pertama kali tanggal 30 April 2022. Disutradarai Awi Suryadi, film ini diadaptasi dari salah satu cerita horor yang telah viral di tahun 2019 melalui twitter.

Menurut penulisnya, Lele Leila dan Gerald Mamahit, cerita ini daimbil dari sebuah kisah nyata sekelompok mahasiswa yang tengah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Penari.

Perjalanan tidak mulus. Serentetan pengalaman horor pun menghantaui mereka hingga program KKN tersebut berkhir tragis. Film ini dibintangi Tissa Biani, Adinda Thomas, Achmad Megantara Aghniny Haque. Produser Manoj Punjabi. Penata musik Ricky Leonardi. Film ini menelan biaya produksi Rp 15 miliar, pendapatan kotor mencapai 369,4 miliar.

Sumber: Humas Kemenko PMK RI
Laporan: Poedji Leksono

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button