MPM PP Muhammadiyah dan Lazismu Kembangkan Usaha Ayam BronicMu
KLATEN, JATENG, BN-Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) melakukan penguatan pemberdayaan usaha pada sektor peternakan.
Salah satunya dengan melaunching usaha ternak ayam Broiler Organik Muhammadiyah atau disingkat BronicMu. Kegiatan berlangsung di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Selasa (5/11) sore.
Ketua Lazismu PP Muhammadiyah Hilman Latif mengatakan, program peternakan ayam BronicMu mengusung konsep bisnis sosial. Tujuannya untuk meningkatkan nilai ekonomi penunjang dalam keluarga. Selain itu, kegiatan ini merupakan salah satu upaya mendayagunakan dana ZIS yang telah terkumpul untuk kemaslahatan umat.
Sementara itu, Ketua MPM PDM Klaten Husni Thamrin mengatakan, āayam BronicMu atau broiler organik yaitu ayam yang dikelola secara organik dengan rata-rata umur saat dipanen pada kisaran 32-35 hari. Menurutnya, pada saat itu bobot ayam bisa mencapai 1,6 – 1,8 kilogram
“Makanan ayam BronicMumasih tetap dari pabrikan. Hanya kita fermentasi lagi dengan asam amino yang berbahan baku tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan.ā Selain itu masih kita perkuat lagi dengan RPJ atau ramuan penguat jantung, ” jelas Husni Thamrin.
Ia menambahkan, ramuan penguat jantung merupakan ramuan berbahan baku empon-empon dan madu sehingga semua memakai bahan-bahan berbahan herbal. Tujuannya adalah untuk menetralisir kandungan kimia yang ada di dalam makanan.
“Kelebihan ayam BronicMu adalah kandungan kimiawinya sudah hilang tetapi umur ayamnya masih tetap sama, bahkan besarannya bisa lebih bila dibanding ayam broiler biasa.ā Sampai 25 hari kita panen 100 ekor, hasilnya tidak ada yang mati dengan rata-rata bobot 1,4 kilo tiap ekornya. Dengan harga jual sekitar Rp32 ribu-Rp34 ribu tiap kilonya, kami optimis usaha ini dapat terus berjalan,” kata Husni.
āāMenurut Husni, program ini merupakan bantuan dari Lazismu sebesar Rp470 juta dan ini baru pertama kali di Klaten. Program ini akan menjadi pilot project tingkat nasional karena rata-rata belum pernah terjadi ayam broiler yang dikelola secara organik.
Ia menambahkan, pada tahap awal usaha ini akan dikembangkan di 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten dengan masing-masing 10 kelompok di tiap kecamatannya. Bila sudah BEP (break even point) pada waktu yang ditentukan maka dana akan digulirkan ke wilayah lain di Kabupaten Klaten. (rkt)