
Tek foto : Salah satu proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten Nganjuk
NGANJUK, BIDIKNASIONAL.com – Menilik Infrastruktur pembangunan pasar Kertosono yang mangkrak, proyek KEN (Kawasan Ekonomi Nganjuk), Taman Nyawiji, Proyek jembatan dan Proyek Pembangunan Puskesmas yang diduga banyak penyimpangan atau kebocoran anggaran, tim telusur wartawan mencoba menggali lebih dalam dengan menghubungi salah satu Ketua LSM di Jawa Timur.
Salah satunya, Ketua LSM LPN Jawa Timur, Drs.Edi Sutanto SH, juga Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Indonesia (Indef), Senin (10/01/2022) ketika dihubungi wartawan menjelaskan Dalam kajian penghitungan secara mendalam ditemukan penggembungan dana di suatu proyek infrastruktur sebesar 40 persen.
“Jangan-jangan efektivitasnya dana infrastruktur hanya 40-55 persen,” kata Ketua LSM LPN Jawa Timur, Edi Sutanto SH.
Edi Sutanto mengemukakan, optimalisasi anggaran infrastruktur tak boleh ditawar karena dana terbatas. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2019-2021, misalnya, belanja pegawai 18,42 persen, sedangkan belanja modal 11,98 persen.
Dirinya mengaku sulit mengawasi proyek infrastruktur. ”Sangat teknis. Sulit mengerti campuran semen atau baja,” ujarnya.
”Pelaku usaha konstruksi juga tertutup sehingga sulit kami menanyakan pendapat dalam proyek tertentu. Mungkin ada kode etiknya sehingga saling menutupi,” kata dia.
Ia juga menegaskan, transparansi pengadaan barang dan jasa untuk konstruksi dan infrastruktur kini lebih baik. ”Dalam tender, kini ada banding untuk peserta tender yang kalah. Kolusi diminimalisasi,” pungkasnya. (ISK)