PAMEKASAN, BIDIKNASIONAL.com – Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau se-Madura (P4TM) gelar deklarasi bertema “Menggugah Kejayaan Petani Tembakau Madura” di aula bersama yang ada di Jalan Raya Pasar Blumbungan Kecamatan Larangan kabupaten Pamekasan, Sabtu (06/08/2022) pagi.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Wakil Bupati Pamekasan Fattah Jasin dan Tokoh Nasional Putra Madura Anggota BPK-RI Ahsanul Qosasi dan forkopimda se-Madura serta para undangan yang terdiri dari para Ulama se-Madura, Perwakilan Kades se-Madura, Pengusaha Tembakau, Perwakilan kelompok tani se-Madura, serta para petani tembakau Madura.
Dalam sambutannya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan untuk produksi tembakau di Indonesia, sekitar 35% berasal dari Madura. Oleh sebab itu, saat ini bagaimana pemerintah bisa menata regulasi tentang tata niaga tembakau tersebut supaya para petaninya untung dan sejahtera.
Selain itu, Khofifah juga menyampaikan untuk mencapai kesejehteraan itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bakorwil Madura di Pamekasan dan pihaknya siap untuk dijadikan trading house atau rumah dagang bersama bagi para petani tembakau Se-madura.
“45% produksi tembakau Indonesia dari Jawa Timur, se-Indonesia sekitar 35% tembakau Indonesia dari Madura. Mengenai hal itu sekarang bagaimana kita bersama-sama menata regulasi supaya petaninya untung dan sejahtera, sementara ada Bakorwil Madura yang siap untuk dijadikan Trading House bagi para petani tembakau se-Madura”.ungkapnya.
Sedangkan menurut Tokoh Nasional Putra Madura Anggota BPK-RI Ahsanul Qosasi menyampaikan selama ini kepedulian pemerintah terhadap petani tembakau belum sepenuhnya diperhatikan.hal itu dikarenakan tidak ada regulasi yang mengatur tentang tata niaga tembakau yang berpihak terhadap petani.maka dari itu slogan “Petani gagal bukan disebabkan oleh hama, tetapi oleh tata niaga yang tidak adil”. Sebab, skema tata niaga tembakau yang terjadi selama ini dari hulu; petani ke pengepul lalu ke bandol hingga titil hilir ke pihak pabrik.
Maka dari itu, dalam skema tata niaga tersebut tidak ada satupun jejaring yang berpihak ke petani. Bahkan yang lebih ironis lagi, skema itu tidak adil karena petani tidak mengenal jaringan dan network tata niaga tembakau tersebut. Sebab, yang dilakukan petani selama ini hanya menanam. Jadi, petani tembakau menjadi satu-satunya orang yang berposisi sebagai produsen namun tidak tahu nilai jual yang diproduksinya sendiri. Sebab petani yang memproduksi justru tidak tahu dan tidak bisa menentukan sendiri berapa harganya. Inilah, satu-satunya komiditi dimana pihak yang memproduksi tidak bisa mengatur harganya. Pengepul, bandol dan juragan bukan orangnya petani namun orangnya pihak pabrikan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Peguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau se-Madura (P4TM) Khairul Umam atau yang lebih dikenal dengan panggilan H.Her mengatakan dengan di gelarnya deklarasi itu pihaknya berkomitmen akan memperjuangkan nasib petani tembakau Madura. Sebab, selama ini banyak keluh kesah petani yang di sampaikan pada dirinya salah satunya soal harga yang setiap tahun selalu tidak sesuai keinginan mereka.
” Ini yang saya sampaikan adalah keluh kesah petani dan siap di pertanggung jawabkan dunia akhirat,” ujarnya.
Haji Her juga menambahkan dulu petani mau bayar hutang dari hasil tembakau, mau mondokkan anaknya dari hasil tembakau bahkan naik haji juga dari hasil tembakau, saat ini tembakau tidak seperti tahun-tahun yang lalu seperti yang di sebut Daun Emas.maka dari itu,kami berharap terhadap pemerintah dan stakeholder supaya lebih berpihak kepada petani tembakau yang saat ini selalu rugi.
“Alhamdulillah, Bu Gubernur hadir secara langsung, itu tandanya berpihak pada rakyat, dan saya nyatakan kegiatan ini tidak ada tendensi politik apapun murni berjuang untuk petani tembakau,” katanya.
Laporan: noerkholis
Editor: Budi Santoso