MATARAMNTB

Begini Saran Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi

● Seminar Awam Hipertensi RSUD Mataram

Dr. Hj. Amanukarti Resi Oetomo,Sp.PD.,K-GH., FINASIM Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi RSUD Kota Mataram (Foto.dok: Ist)

MATARAM, BIDIKNASIONAL.com – Guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga. RSUD Kota Mataram menggelar Seminar Awam yang bertema “Cegah dan Kendalikan Hipertensi Untuk Hidup Sehat” untuk itu masyarakat juga diimbau melakukan pengukuran tekanan darah secara mandiri atau di fasilitas pelayanan kesehatan secara berkala minimal 1 bulan sekali, Rabu 17/05/23.

Tujuan diusung tema tersebut adalah guna memperingati hari hipertensi sedunia yang rutin diperingati setiap tanggal 17 mei dan diperingati setiap tahun oleh dr penyakit dalam, spesialis jantung, syaraf. Agar bisa lebih meningkatkan kewaspadaan global seluruh dunia dan lebih memperhatikan kontrol dengan baik tekanan darahnya.

Hipertensi merupakan kondisi medis dengan prevalensi tinggi. Kasus hipertensi global diestimasi sebesar 22% dari total populasi dunia. Sekitar 2/3 dari penderita hipertensi berasal dari negara ekonomi menengah ke bawah (Kemenkes, 2019).

Seseorang akan lebih rentan mengalam hipertensi apabila terdapat anggota keluarga dengan riwayat penyakit hipertensi. Selain itu, seseorang berusia di atas 65 tahun dan mempunyai penyakit bawaan seperti diabetes dan gangguan ginjal juga berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi. Faktor risiko hipertensi yang bisa kita kontrol dapat hadir dari pola makan yang tidak sehat, gaya hidup sedenter, konsumsi rokok dan alkohol, serta obesitas. (WHO, 2019).

Dijelaskan oleh Dr. Hj. Amanukarti Resi Oetomo, SpPD-KGH, FINASIM selaku dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi di Rumah Sakit Kota Mataram. Ia menjelaskan bahwa Hipertensi (HT) merupakan penyebab kematian dan kecacatan paling tinggi di dunia. Sekitar 1.5 milyar penduduk di dunia mengidap penyakit darah tinggi dan 1 Milyar nya diidap oleh penduduk dengan penghasilan rendah dan menengah.

“Di Indonesia sendiri 25.8% penduduknya HT. Satu dari 3 orang dewasa mengidap HT dan sebagian besar (lebih dari 75%) menyadari dirinya sakit HT, hanya 0.6% nya yang diobati oleh dokter. Pasien HT datang kebanyakan dengan komplikasi seperti penyakit ginjal kronis, serangan jantung, stroke atau terdeteksi saat medical check up atau ke dokter karena sakit lain yg terdeteksi secara tidak sengaja. Dikatakan HT jika dengan pemeriksaan tekanan darah di klinik >140/90 mmHg dengan pemeriksaan lebih dari 2 kali”. Ungkap nya.

Nunuk mengatakan bahwa Khusus pasien gagal ginjal kronik hampir 95% hipertensi bahkan banyak yang membutuhkan lebih dari 2 macam obat, dan diharuskan kontrol sampai ke tekanan darah normal agar fungsi ginjalnya tidak bertambah berat dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

“Komplikasi dari hipertensi itu sendiri adalah serangan jantung, penebalan otot jantung, gagal ginjal, stroke baik sumbatan ataupun perdarahan, gangguan/disfungsi ereksi, dan kebutaan Saya saran kan bagi pasien yang pertama terdiagnosis jangan lupa tetap memperbaiki lifestyle”. Tutupnya.

Laporan: Aini

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button