HALMAHERA SELATANMALUKU UTARAOPINI

Tren Isu Pilkada Halmahera Selatan

Penulis : Iswan Ahmad, Praktisi Kebijikan
Publik

HALMAHERA SELATAN – Tiga Minggu terakhir ini pasca lebaran idulfitri hingga saat ini, Isu pencalonan kepala daerah Halmahera selatan menjadi isue yang tren dan kuat yang mendominasi dalam kolom pemberitaan, baik pada media online maupun media cetak, padahal banyak isu yang lebih menarik dan lebih produktif mendorang perubahan di daerah ini seperti pembagian infrastruktur dasar yang dibutukan toh tengelam dalam lautan isu pilkada.

Nama nama yang di sebut sebut dalam pemberitaan media pencalonan bupati Halmahera selatan Seperti, Muslim Haji Rakib, Bahrain Kasuba, Asmar Daud, Sagaf taha, Asmar Bani, Basam Kasuba, Hj Eka, Rusdi Somadayo, Muhlis Jafar, Umar soleman dan Rusian Jafar, sebagian nama nama yang di sebut sebut ada juga yg belum mengambil formulir dan ada yang telah mengambil formulir serta mengembalikan formulir pengisian untuk dukungan partai politik sebagai syarat untuk lolos dalam pencalonan.

Perlu kita garis bawahi dan menjadi catatan penting bersama, Hak berpolik dalam rangka mencalonkan diri sebagai calon bupati adalah hak warganegara yang telah di atur dan dijamin dalam undang undang kebebasan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat adalah hak demokrasi yang juga dijamin dalam konstitusi kita, akan tetapi mengeluarkan pendapat yang bersinggungan dengan hal hal yang berbaur rasis, seperti suku, Agama, privasi seseorang, dan lain lain, tentu isu ini akan menjadi liar dan berbias dan bisa menjadi ancaman kita bersama
pemetaan isu politik dengan pendekatan basis kultur seperti komunitas Tobelo Galela (Togale), Makian kayoa (Makayoa), Bacan , Buton, Bajo, Bugis dan Gorontalo, dan suku suku lain semestinya tidak harus mencuat ke permukaan, karna selam isu ini mendominasi dalam isue pencalonan kepala daerah maka akan timbul sekat dan pembatas antara masing masing suku, dan tentunya ke dua suku besar di Halmahera selatan ini akan terbentur yaitu suku Togale dan Makayoa, jika tidak terkelola dengan baik oleh para aktor yang berkepentingan.

Makayo dengan semangatnya mengorbitkan tokoh tokoh muda baik dari kalangan akademisi, seperti Asmar Bani, Asmar Daud, politisi seperti Muslim Haji Rakib dan Gufran, dan birokrat seperti Rusdi Somadayo bagitu juga togale tokoh politiknya seperti Bahrain Kasuba, dan Basam Kasuba, kedua tokoh togale ini mencuat dalam pilkada Halsel dan kedua tokoh ini secara kalkulasi politik trekrekord mereka sudah bisa dinilai oleh masyarakat, karna kedua tokoh ini sudah pernah menjabat sebagai bupati Halmahera selatan, kiprahnya sudah bisa diukur.

Isu politik kedua suku togale dan makayoa menjadi perdebatan panjang di tingkat masyarakat bawah sampai masyarakat atas dan tentunya KPUD, Bawaslu dan partai politik tidak harus diam dan terlena dengan isu isu terebut harus mengambil langkah nyata dalam melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, karna kita semua tau dan memiliki rekaman perjalanan pilkada Halsel yang hasil akhirnya di putuskan oleh MK ini menandakan lemahnya kualitas demokrasi kita, semestinya hasil akhirnya di putuskan oleh KPUD, sebagai lembaga penyelenggara pemilu yg di percayakan dalam memutuskan pemilu bukan MK.

Isu suku adalah isu yang sangat kental dan mendalam bagai setiap menjelang agenda pemilihan kepala daerah di halmahera Selatan isu ini harus segera ditepis dan masyarakat segara di lakukan pendidikan politik, agar masyarakat paham bahwa suku itu hanya dijadikan komoditas politik bagi aktor aktor yang berkepentingan, dan yang tidak bertanggung jawab olehnya jangan terpancing dengan komoditas yang dijual karna sejatinya demokrasi adalah mencari pemimpin terbaik yang tidak melihat dari aspek, suku, agama, golongan dan kelompok tertentu, Pemimpin yang tidak hanya menjual produk tapi pemimpin yang melakukan aksi nyata dalam mendorong perubahan.

Saran dari penulis, Jika isu politik di kendalikan dengan baik dan tepat maka akan memberikan dapampak yang positif dan menjadi pendidikan politik bersama untuk melahirkan pemimpin yang tepat, akan tetapi isu ini tidak di kelola dengan baik maka akan menjadi ancaman dan Bom waktu bagi kita bersama, Mari torang jaga demokrasi yang berkualitas.

ISI NASKAH TANGGUNG JAWAB PENULIS

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button