JATIM

Layanan JKN-KIS Gesit Cekatan

Quswatun Khasanah/Ana peserta Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID) Kota Surabaya. Nomor peserta 000078694XXXX, status aktif, Fasiltas Kesehatan Tingkat 1 Puskesmas Keputih Surabaya.

SURABAYA, JATIM, BN – Pernah mengalami hamil diluar kandungan/
kehamilan ektopik, Quswatun Khasanah (30) warga Semolowaru Sukolilo Kota Surabaya Jawa Timur mengaku layanan Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) program milik BPJS Kesehatan gesit dan cekatan tidak membedakan status pasien.

“Kehamilan diluar kandungan seperti ini harus segera dihentikan agar tidak membahayakan nyawa ibu yang sedang hamil,” kata Quswatun Khasanah atau yang akrab dipanggil Ana menirukan kalimat dokter yang merawatnya saat itu.

Kurang lebihnya sambil mengingat kejadian yang pernah dialaminya, dengan didampingi kakak perempuannya, Ana menjelaskan situasi perdarahan serta sakit pada perut, mules dan perih membuat keluarganya secepat mungkin membawa dirinya ke RSU Haji Sukolilo Surabaya.

“Takut kenapa-napa, kakak saya dan keluarga langsung membawa kami ke Rumah Sakit terdekat,” ujar Ana di Surabaya (28/04).

Apalagi dalam keadaan setengah sadar, Ana sempat mendengarkan perbincangan dokter dengan keluarganya, situasi emergency tersebut harus segera dilakukan operasi terhadap pasien. Jika terlambat dua jam maka nyawa pasien bisa melayang.

“Tetap berbekal kartu KIS, kakak saya melakukan pendaftaran ke petugas admin RSU Haji Sukolilo Surabaya,” tegasnya.

Kemudian Ana menjelaskan kesigapan seluruh petugas medis RSU Haji Sukolilo Surabaya tak perlu diragukan lagi. Dokter, perawat dan seluruh instrumen medis bekerja bahu membahu menyelematkan nyawanya.

“Kejadiannya sekitar bulan oktober tahun 2019 sebelum pandemi. Para medis memberikan perhatian serius (bisa dikatakan gesit dan cekatan). Masih dalam keadaan setengah sadar sebelum masuk ruang operasi, kinerja mereka patut diacungi jempol,” terangnya.

Wanita yang mempunyai suami bekerja wiraswasta dibidang pasang palfon dan gypsum tersebut menguraikan sebelum hal ini terjadi dia tidak pernah mengalami gejala yang mencurigakan dalam kehamilannya atau merasa tidak hamil.

“Saya sendiri tidak merasa hamil loh mas. Bisa dibilang tanpa gejala. Setelah pada hari itu saya turun naik bus Surabaya, perut saya mengalami mual dan saya muntah. Bahkan jika dibuat gerak perut ini terasa sangat sakit,” ujarnya.

Perempuan yang memiliki satu orang anak ini menjelaskan, sama sekali diawal ia tidak pernah merasa hamil.

“Telat menstruasi selama dua bulan sih iya mas. Tapi saya anggap hal itu wajar seperti keterlambatan haid wanita pada umumnya,” ungkapnya.

Kembali bicara mengenai status kepesertaan JKN-KIS, Ana merupakan peserta Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID) Kota Surabaya. Nomor peserta 000078694XXXX, status aktif (pada saat itu), dengan Fasiltas Kesehatan Tingkat 1 Puskesmas Keputih Surabaya.

“Sama sekali status tidak dibedakan. Semuanya gratis. Saya dilayani sangat baik.Tidak dianak tirikan seperti yang selama ini menjadi rasan-rasan masyarakat yang membicarakan mengenai perihal negatif yang katanya kalau berobat dengan kartu BPJS kesehatan itu tidak dilayani. Semua itu tidak terbukti,” tegasnya.

Lebih lanjut menerangkan perjalanan persiapan operasi oleh tim dokter, Ana mengatakan menjalani semua penanganan operasi pengangkatan kehamilan ektopik kurang lebih empat jam.

“Saya masuk ruang UGD RS Haji Sukolilo pada pukul 18.00 wib, masuk ruang operasi sekira pukul 22.00 wib dan keluar ruangan operasi pada pukul setengah satuan dini hari,” bebernya.

Pasca operasi sambungnya, ia ditempatkan pada ruang HICU, kemudian observasi dilakukan tim medis pada kamar Marwah ruang bersalin lantai empat Rs Haji.

“Setelah semua ini saya alami, barulah saya menyadari program BPJS kesehatan dengan JKN-KISnya benar-benar melindungi dan memberikan pelayanan yang terbaik. Tidak bisa membayangkan jika semua biaya harus saya tanggung sendiri,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini lanjut Ana, dia ingin menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan.

“Terimakasih kami ucapkan kepada pemerintah dan program BPJS Kesehatan. Program yang benar-benar memberikan kepercayaan masyarakat bahwasanya, mereka hadir memberikan perlindungan jaminan sosial,” tutupnya. (boody)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button