JATIMTRENGGALEK

JAMASAN PUSAKA SALAH SATU RANGKAIAN HARI JADI TRENGGALEK

TRENGGALEK, BIDIKNASIONAL.comRangkaian prosesi Hari jadi Trenggalek terlihat tengah berlangsung. Prosesi ini ditandai dengan penjamasan (pembersihan) 2 pusaka Tombak Korowelang Sakembaran. 

Prosesi pembersihan sendiri dilakukandi Ruang Paringgitan Pendopo manggal Praja Nugraha oleh juru Jamas KRT. Dr. Sarjono Baskoro dan tim. Diawali penyerahan pusaka (2 tombak korowelang, 1 Tunggul Sungsung praja dan  Tunggul Sungsung Naga) oleh Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin kepada Kepala Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek.

Kemudian dilanjutkan penyerahan dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kepada juru Jamas untuk dibersihkan. “Ini acara rutin setiap tahun. Menjelang Hari Jadi Trenggalek  828 kita melakukan jamasan. Kita inapkan di kamulan, karena dulu prasastinya ditemukan di Kamulan. Terus kemudian besok di kirab ke  pendopo”, terang Bupati trenggalek disela-sela acara jamasan, Selas (30/8).

Ada 4 Pusaka yang di jamas, sambungnya, “Pusaka itu meliputi tombak kkorowelung, Tunggul Sungsung Praja dan terakhir Tombak Sungsung Nogo”, imbuh kepala daerah yangakrab disebut Gus ipin itu.

Masih menurut Bupati Trenggalek, yang beda mungkin tahun ini,kita kedatangan tamu, ngarso dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X. Kebetulan sejak kemarin Pemerintah Provinsi DIY memberikan Muhibah budaya. Jadi budaya Mataram, khususnya Ngayogyakarta di Trenggalek. Mungkin beliau akan datang langsung ke Trenggalekdi tanggal 1. Besok acaranya tetap seperti biasanya. Mungkin yang berbeda.

Kemudian masyarakat biasanya ngalab berkah. Biasanya tumpengnya cuma satu kita tambahi ada 30 tumpeng kecil jadi jumlahnya 31, sesuai tanggal Hari Jadi Trenggalek.

Terus seperti tahun sebelumnya, ASN besok pagi mungkin sudah mulai bergerak. Mulai hari ini ASN saya minta untuk berbagi, terserah sesuai kemampuannya memberikan kadi kepada para tetangga kanan kiri, berbagi kebahagiaan di Hari Jadi.

Yang lainnya termasuk kembalinya Prasasti kamulan juga jadi hal yang baru, karena sebelumnya prasastinya hanya replika. Sekarang yang asli sudah ada di Trenggalek dan besok sudah bisa disaksikan oleh masyarakat. Yang ingin menyaksikan bisa melihat dibawah Joglo yang ada didepan Bawarasa. Kita namakan Joglo Kamulyan, disitulah tempat prasasti Kamulan.

Kemudian karena prasasti kita kemarin ada di Museum Tulungagung, besok Bapak Bupati Tulungagung juga hadir kesini untuk kemudian memberi ucapan bahwasanya prasastinya telah pulang.

Dalam peringatan Hari Jadi 828 Trenggalek berharap seperti jargon Hari Jadi Natas,Nitis,Netes.”Semoga tatas,kemudian mengerjakan segala sesuatunya titis dan bisa menghasilkan sesuatu yang baik (Netes). Seperti harapannya Pak Presiden pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat, tandasnya.

Sedangkan juru jamas pusaka dalam kesempatan itu sedikit menjelaskan prosesi pembersihan tidak seperti biasanya hanya dilakukan pencusian dengan air saja,tidak dilakukan warangan.”Hanya dibersihkan dari bahan-bahan yang bisa menyebabkan rusaknya pusaka,” ujar Sarjono.

Dijelaskam olehnya, “ada 2 pusaka miliknya Trenggalek yang kita bersihkan, Tombak Korowelang sakembaran. Dulu kabarnya diperoleh dari Kamulan. Korowelang sendiri ada yang berbentuk tombak dan juga keris. Untuk pusaka Kabupaten Trenggalek sendiri berbentuk tombak,” terangnya.

Prosesnya kita cuci dengan air, kemudian dibersihkan dan selanjutnya diberikan minyak. Fungsi minyak sendiri untuk mengawetkan. Tentunya setelah diawetkan kemudian mengikuti rangkaian kegiatan Hari jadi, diboyong ke Kamulan, disemaymkan semalam disna. Kemudian dikirab kembali ke Pendopo, tutur pria yang berprofesi sebagai dokter praktek itu.

Laporan: Bud

Editor: Budi Santoso

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button