Kenaikan Harga Beras di Trenggalek, Potret Surplus Tak Bisa Tekan Harga

Pemkab Trenggalek melaksanakan operasi pasar dengan tujuan menekan inflasi pada komoditas beras (Foto: Prokopim)

TRENGGALEK, BIDIKNASIONAL.com – Harga beras di Kota Trenggalek yang sedang meningkat merupakan sebuah fenomena yang sedang terjadi. Meskipun Trenggalek memiliki banyak sawah dan hasil panen padi yang melimpah, warga setempat masih merasa lapar di atas lumbung padi.

Menurut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek, hasil panen padi menggambarkan surplus, tetapi gambaran tersebut tidak bisa menekan harga beras saat ini.

Pada awal tahun 2023, Pemkab Trenggalek melaksanakan operasi pasar dengan tujuan menekan inflasi pada komoditas beras. Sekretaris Daerah (Sekda) Trenggalek, Edy Soepriyanto, mengumumkan bahwa mereka bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyediakan 5 ton beras dengan harga Rp 43 ribu per paket berisi 5 kilogram, atau sekitar Rp 8.600 per kilogram.

Edy berharap bahwa upaya ini dapat menekan angka inflasi, mengingat harga beras di pasaran saat ini mencapai Rp 12 ribu per kilogram sehingga beras murah dari Bulog dapat mengurangi biaya sekitar Rp 4.000.

“Khususnya bisa mengendalikan harga sembako dan bahan pokok lainnya. Tugas pemerintah sebagai pengendali inflasi. Kemudian untuk bisa mendapatkan beras itu tidak ada syarat, hanya pegawai negeri tidak boleh nimbrung, kemudian per orang dua pack,” tegas Edy.

Sementara itu, pemerintah sedang melakukan analisis detail terkait penyebab kenaikan harga beras di pasar. Meskipun pada 2021-2022 Trenggalek mengalami surplus beras, masih sedang diidentifikasi apa penyebab kenaikan harga beras tersebut.

Menurut Sekda Trenggalek, Edy Soepriyanto, indikasinya adalah musim tanam yang mundur dan banyak lahan yang terkena bencana sehingga tidak bisa ditanami. Namun, dari hitung-hitungan masih terdapat surplus. Pemerintah juga berencana untuk mengadakan operasi pasar serupa menjelang hari raya.

Laporan: Nik-bud

Editor: Budi Santoso