Aliansi Pedagang Makassar Mall Menolak Relokasi Sebelum Tercapai Kesepakatan Harga Losd
MAKASSAR, SULSEL, BN – Rencana untuk (relokasi) pengembalian fungsi jalan (betonisasi) di wilayah Kh.Wahid hasim, Kh. Cokrominto Dan Kh.Ramli (Pasar Sentral) terhambat oleh aksi ratusan pedagang yang tergabung dalam Aliansi Pedagang Makassar Mall, sebagian dari mereka merupakan ibu-ibu dengan mengenakan dresscode merah hitam.senin (3/09/18)
Dari hasil pantauan bidiknasional.com nampak terlihat ratusan pedangang yang tergabung dalam Aliansi Pedagang Makassar Mall, ratusan pedagang berorasi sambil membentangkan spanduk dan triak dengan menggunakan pengeras suara.
“Tolong kami pak, jangan ada kekerasan, kami tidak dilatih untuk berkelahi tapi kami cuma di latih untuk berdagang pak.” Teriak seorang Ibu yang menjadi Orator pedagang, disambut teriakan ratusan massa lainnya.
“Jangan benturkan kami dengan Satpol PP kodong, masa kita mau di adu domba oleh pengembang, Satpol PP itu adalah anak anak kami”, kalau lapak kami dibongkar dimana ki’ lagi menjual sedang harga di dalam sangat begitu mahal dan fasilitas gedung juga tidak memenuhi standart salah satunya kamar mandi,” ucapnya
Di sudut lain tepat halaman gedung New Makassar Mall, sekitar 200 meter didepannya, terdapat ratusan aparat gabungan, anggota satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Makassar, Damkar, Dishub dan kepolisian sudah bersiaga dan bersiap melakukan pengawalan, pengamanan dan relokasi para pedagang.
Ketegangan tidak berhenti disitu ketika Satpol PP mulai maju selangkah demi selangkah, terlihat Kumpulan Ibu ibu pedagang semakin nekat dan membuat pagar jalan dengan membawa bendera merah putih dan sebilah bambu panjang membentang menutupi jalan Agus Salim, tampak bersiap untuk mempertahankan lapak mereka yang mau di relokasi (bongkar).
Namun, ketegangan mulai mereda ketika memasuki waktu salat Ashar, sekitar jam 4.30 terlihat barisan aparat Satpol PP mulai mengendor dan bahkan membubarkan diri sebagian dari barisan sambil menunggu intruksi”.
Diketahui, Konflik pasar Sentral dipicu akibat sejumlah kebijakan pihak pengelola Melati Tunggal Inti Raya (MTIR) yang mematok harga lods di Gedung New Makassar Mall dinilai terlalu tinggi oleh pedagang dan ukuran yang tidak sesuai standart untuk berjualan, untuk losd kaki 5, ( 1×10 ) dan untuk losd sertifikat ( 2×2 ) kurang lebih.
Harga lods berkisar 90 juta hingga 120 juta / meter bahkan ada yang sampai 200 juta / meter, sementara pedagang masih bersikukuh dengan harga kesepakatan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yakni Rp 42.158.000 / Meter. (*)