Nur Hidayah : Sudah Punya Kartu Indonesia Sehat, Tidak Perlu Ragu
SIDOARJO, JATIM, BN – Pengakuan salah satu sumber Koran Mingguan Investigasi Bidik Nasional dan bidiknasional.com memaparkan aktifitas nya menjadi salah satu kader manfaat bagi sesama dan telah merasakan arti besar Jaminan Kesehatan Nasional yang di selenggarakan oleh BPJS Kesehatan Sidoarjo.
Adalah Nur Hidayah (50) yang tergolong perempuan pro aktif salah satu anggota pendongkrang kolektabilitas iuran Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di Kabupaten Sidoarjo. Dirinya tergabung sebagai Kader JKN sejak tahun 2017. Alasan utama wanita paruh baya ini menjadi Kader JKN adalah dari kebiasaan dirinya yang suka membantu orang lain. Tidak heran selain menjadi Kader JKN, Nur juga aktif menjadi ketua Tim Penggerak PKK Tingkat Desa, Ketua Kader Posyan-du, anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Aktif menjadi Kader JKN membuat Nur mendapatkan berbagai macam pengalaman baru yang menarik. Ia pernah mendapatakan ancaman ketika melakukan kunjungan ke rumah peserta binaannya.
“Saya berkunjung ke salah satu peserta yang mengaku bekerja di media. Pesertanya tidak percaya saya resmi dari BPJS Kesehatan, lalu saya difoto-foto dan diancam mau di viralkan. Tapi ya nyatanya sampai sekarang tidak ada apa-apa,” kata Nur.
Pengalaman tersebut malah membuat dirinya menjadi lebih semangat ketika bekunjung dan mengedukasi peserta binaan.
“Khan memang saya bukan abal-abal,” tambah Nur sambil tersenyum.
Selain itu dirinya juga jadi banyak memiliki pengetahuan baru seputar pelayanan yang diberikan pada Peserta JKN-KIS, sehingga ia dapat meneruskan edukasi tersebut kepada peserta binaannya yang membutuhkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Tak pernah terbayang olehnya bahwa suatu saat ia akan merasakan menjadi peserta yang membutuhkan pelayanan.
Akhir tahun 2018 lalu, Nur harus merasakan menggunakan KIS ketika dirinya terserang gejala stroke. Dirinya terpaksa dilarikan ke rumah sakit oleh kerabatanya karena mendadak tubuhnya tidak bisa di gerakkan.
“Saya ingat sekali itu pas pas sholat maghrib di musholla, terus mau zikir sudah tidak bisa,” kenang Nur.
Lalu dirinya dibantu diantar pulang oleh tetangganya. Ketika sampai di rumah ternyata semakin parah sehingga Nur langsung dilarikan ke Puskesmas. Oleh Puskesmas Nur dirujuk ke UGD RSUD Sidoarjo.
Setibanya di UGD RSUD Sidoarjo, Nur langsung ditangani dipasang infuns, dinijeksi obat-obatan dan segala macam tindakan pertolongan pertama. Hingga akhirnya dirinya diminta untuk rawat inap malam itu juga.
“Saya opname di RSUD Sidoarjo total 8 hari. Di hari ke 6 rawat inap Nur diminta menjalani pemeriksaan CT Scan karena ada pembengkakan di otak. Tapi alhamdulillah hasil CT Scan baik hingga akhirnya di hari ke 8 saya diperbolehlan pulang,” terang Nur.
Selama di proses pengobatannya tersebut mulai dari Puskesmas hingga di rumah sakit, Nur di layani dengan sangat baik.
“Sangat memuaskan, sangat tanggap. Tidak ada sedikitpun perbedaan dengan pasien umum,” ungkapnya.
Bahkan dirinya merasa sangat terbantu dengan adanya Program JKN-KIS ini. “Dulu tahun 2004 saya juga pernah menjalani CT Scan karena kecelakaan, waktu itu belum pakai KIS biayanya Rp. 1.400.000, sekarang pakai KIS gratis. Jadi ya sangat terbantu, kalau sakit tidak perlu mikir biaya lagi,” ujarnya.
Kini dirinya sudah sehat kembali. Ia dapat kembali melakukan hobi nya membantu orang lain. Nur menjadikan pengalamannya tersebut untuk mengedukasi masyarakat bahwa menjadi Peserta JKN-KIS itu sangat menguntungkan.
“Pas sakit, tidak perlu lagi ragu untuk berangkat ke tempat layanan kesehatan. Kan sudah punya Kartu Indonesia Sehat,” pungkasnya. (boody)