PPK Pembangunan SMPN 62 Surabaya Sebut PT DSP Resek Dan Mokong
SURABAYA, JATIM, BN – Iman Cristhian selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berjanji akan memanggil PT Deficy Sigar Pratama (DSP), kontraktor pembangunan SMPN 62 Surabaya yang terkesan acak-acakan dan diduga tidak sesuai dengan bestek.
“Itu kontraktornya asal Jakarta, resek, mokong, bulet. Beritakan lagi nanti akan saya panggil kontraktornya,” janji Iman Cristhian kepada wartawan BN ketika ditemui diruangnya.
Informasi yang dihimpun bidiknasional.com pembangunan rehabilitasi Gedung Type B2 (SMP Negeri 62) kategori pekerjaan konstruksi Instansi Pemerintahan Daerah Kota Surabaya.
Satker Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pagu. Rp. 4.000.000.000,00. HPS. Rp.3.999.986.995.65.
Selaku kontraktor pelaksana Nama Pemenang Alamat NPWP Harga Penawaran, Harga Terkoreksi Reverse Auction
PT. DEFICY SIGAR PRATAMA Jl. Raya Gempol No. 20 RT. 001/004 Kel. Ceger, Kec. Cipayung – Jakarta Timur (Kota)-DKI Jakarta.
Pengerjaan proyek pembangunan SMPN 62 ini pernah ditulis Bidik Nasional edisi 726/14-26 Mei 2019 judul Proyek SMPN 62 Gunung Anyar Surabaya Menyimpang. Kontraktor Tak Profesional, Kadis Tutup Mata.
Hasil dari temuan dilapangan ada beberapa item kasus antara lain pemasangan stros 30 cm, kedalaman kurang dari 5 meter, kondisi terdapat genangan, pemasangan plat lajur 1090 x 165 x 40 ketebalan 40 posisi bawah, tidak terlihat urukan pasir tebal 10 Cm dan lantai kerja tebal 5 Cm.
Sedangkan, item pekerjaan umum matrial seharusnya memakai pasir pasangan, pasir cor kwalitas lokal diragukan, untuk sirtu dan limeston urukan diharuskan memakai sirtu dari Gempol Porong, Gresik dan Bangkalan.
Pada pekerjaan pasangan untuk beton yang terekspos (balok, kolom, plat) untuk pondasi, sloof bekesting seharusnya memakai multiplek 12 mm lapis film dan rangka kayu meranti.
Pengerjaan pembangunan proyek, terkesan acak-acakan ini. Kontraktor PT DSP ketika dikonfirmasi mengatakan tulis yang besar-besar.
Sementara Hilda Lurah Gunung Anyar yang ngantor sementara di lokasi SMPN 62 Surabaya diklarifikasi terkait pembangun SMPN 62 sangat menyesalkan.
“Sudah dua kali ini kosong (tidak ada pekerjanya-red), beberapa minggu ini, kami sekedar memonitoring saja. Kami laporkan kepihak kecamatan dan pihak sekolah sini (SMPN 62),” sesal Hilda karena sering mendapatkan pengaduan para pekerja proyek tersebut. (Bye)